Ikan Mati di Danau Sunter, Sudin KPKP Jakarta Utara Telah Lakukan Pengecekan Kualitas Air

Jumat, 9 Juni 2023 14:39 WIB

Atlet Ski Air berlatih di Danau Sunter, Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Viral banyak ikan mati di Danau Sunter membuat Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Utara melakukan pengecekan. Bersama Unit Pelayanan Teknis Pusat Produksi, Inspeksi, dan Sertifikasi Hasil Perikanan (UPT PPISHP) dan jajaran Kelurahan Sunter Jaya, Sudin KPKP Jakujt mengecekan kualitas air Danau Sunter Selatan sisi barat.

"Pengecekan ini menindaklanjuti video warga yang viral mengenai banyaknya ikan mati di lokasi tersebut, Rabu, 7 lalu," kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Utara Unang Rustanto dalam keterangan tertulis, Jumat, 9 Juni 2023.

Menurutnya, pengecekan dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel air di beberapa bagian danau.

"Hasil sementara uji fisik kualitas air tergolong baik. Namun, untuk kandungan kimia akan dicek lebih lanjut di Lab UPT PPISHP," ujarnya.

Unang menyebutkan kejadian ikan mati bisa disebabkan beberapa faktor, seperti perubahan cuaca ekstrem dan limbah. Namun kemungkinan ikan terdampak perubahan cuaca ekstrem di danau sangat kecil.

Advertising
Advertising

"Untuk pastinya, kita tunggu hasil laboratorium, semoga beberapa hari tuntas tapi kalau dipicu limbah pabrik, kami akan gandeng Dinas Lingkungan Hidup menindaklanjuti," katanya.

Unang mengatakan saat ini kondisi danau sudah kembali normal, serta tidak ditemukan lagi ikan mati.

Kemarin, petugas dari dua instansi itu telah menguji kualitas air dan ikan di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) PPISHP Risnadi mengatakan, kadar asam (pH) pada ikan dan air di Danau Sunter terbilang normal berdasarkan hasil uji fisik.

Namun, PPISHP akan melaksanakan uji kimia di laboratorium guna memastikan penyebab banyak ikan ditemukan mati mengambang pada Rabu malam.

"Sampel air danau sudah diambil dan akan diuji di laboratorium," kata Risnadi yang dilansir dari Antara.

Metode uji fisik yang digunakan adalah "Water Quality Checker", yaitu dengan cara mencelupkan alat uji di titik lokasi. Adapun parameter uji fisik antara lain suhu, kekeruhan, konduktivitas (uji daya penghantar listrik), pengukuran total padatan terlarut (Total Dissolved Solid/TDS) dan salinitas.

Parameter untuk uji kimia antara lain kadar keasaman (pH) dan kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO).

Pengujian kimiawi terhadap air Danau Sunter di laboratorium adalah untuk melihat kadar amonium (NH4), nitrogen dioksida (NO2), nitrat (NO3), fosfat (PO4), klorin (Cl), Besi (Fe) dan Tembaga (Cu).

Pilihan Editor: Danau Sunter Bakal Disterilisasi, Jadi Lokasi Kejuaraan Ski Air dan Wakeboard

Berita terkait

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 jam lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

22 jam lalu

Arti Kata Pundit yang Viral dalam Dunia Persepakbolaan

Ramai istilah pundit dalam dunia sepak bola. Arti kata pundit merujuk pada seseorang yang memiliki keahlian di dunia sepak bola.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

4 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

6 hari lalu

Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

DHL buka suara perihal viralnya kasus bea masuk jumbo yang dikenakan untuk sepasang sepatu impor.

Baca Selengkapnya

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

7 hari lalu

Viral Bea Masuk Rp 31,8 Juta untuk Sepatu Seharga Rp 10 Juta, Begini Cara Perhitungan Bea Cukai

Ditjen Bea Cukai menanggapi pemberitaan penetapan bea masuk untuk produk sepatu impor yang dibeli oleh konsumen sebesar Rp 31,8 juta.

Baca Selengkapnya

Unpad Buka Suara Soal Mahasiwa Penerima Beasiswa KIP-K Bergaya Hidup Mewah

7 hari lalu

Unpad Buka Suara Soal Mahasiwa Penerima Beasiswa KIP-K Bergaya Hidup Mewah

Pihak Unpad buka suara soal kabar viral tentang mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah yang diduga pamer kemewahan di akun medsos.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Paparkan Sistem Pemantauan Kualitas Air dalam World Water Forum ke-10

8 hari lalu

Indonesia Akan Paparkan Sistem Pemantauan Kualitas Air dalam World Water Forum ke-10

Sistem pemantauan kualitas air menjadi salah materi pembahasan dalam World Water Forum ke-10 yang digelar 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

8 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

9 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

13 hari lalu

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.

Baca Selengkapnya