Cara Penjual Kaos dan Bendera Partai Membedakan Caleg Baru dari yang Lama
Reporter
Novali Panji Nugroho
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 21 Januari 2024 19:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penjual atribut kampanye di Pasar Senen, Blok III, Jakarta Pusat, mengenali perbedaan antara calon legislatif (caleg) lama dan baru. Andi, salah satu penjual, menyebut jika caleg baru lebih hemat dibanding caleg lama yang berani menghabiskan dana besar untuk atribut kampanye.
"Di toko saya, hanya 10 persen pesanan yang datangnya dari caleg baru," katanya saat ditemui di pasar itu, Jumat, 19 Januari 2024. Di tokonya itu Andi menjual atribut kampanye seperti kaos, bendera, dan kalender, serta kartu nama.
Menurut Andi, caleg lama biasa memesan dan memborong dalam jumlah lebih besar karena lebih percaya diri bakal menang di pemilu selanjutnya. "Sudah ada modal karena pernah menang," ucapnya.
Meski begitu, Andi menambahkan bahwa secara umum ada penurunan omzet pada masa kampanye Pemilu 2024. Pendapatannya pun diaku menurun hingga 50 persen.
Menurut Andi, ada tiga faktor penyebab omzet penjual atribut kampanye menurun di Pemilu 2024 ini. Pertama, katanya, faktor ekonomi pascapandemi yang belum membaik.
Lalu masa kampanye yang lebih singkat, dan kebiasaan caleg baru yang lebih menghemat pengeluarannya. Praktis, kata Andi, harapannya ada pada caleg lama yang sudah menjadi langganan.
"Satu caleg, dia pernah menang jadi ini melanjutkan, pesan sampai Rp 50 juta," katanya. Namun, Andi melanjutkan, caleg lama juga mengurangi kuantitas pemesanannya dibanding ketika Pemilu 2019.
Hal ini juga disampaikan oleh Rozi, penjual atribut kampanye lainnya di Pasar Senen. Ia menilai bahwa caleg peserta pemilu didominasi oleh wajah-wajah baru. "Di Jakarta misalnya, banyak kan caleg anak muda," ucap Rozi.
Ia mengatakan bahwa caleg baru lebih sering mencetak kartu nama dan kalender dengan jumlah yan juga disebutnya tak banyak. Berbeda dengan caleg lama yang berani memesan ribuan kaus dan atribut kampanye lainnya.
Di sisa masa kampanye ini, Andi dan Rozi berharap masih ada pesanan yang masuk. Sebab, kontestasi Pemilu ini disebutnya sebagai satu-satunya kesempatan untuk meraup untung sebanyak mungkin.
Pilihan Editor: Dirut Jakpro Nyatakan Semua Warga Jakarta Bisa Tinggal di Rusun di JIS Asalkan ....