Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Jumat, 15 Maret 2024 14:53 WIB

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memeriksa eks anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir Usman Hamid, pada Jumat, 15 Maret 2024, mengenai penyidikan kasus pembunuhan Munir yang terjadi pada 7 September 2004 atau 20 tahun silam. Setelah pemeriksaan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB, saat hendak menunaikan salat Jumat, Usman Hamid memberikan beberapa keterangan mengenai pemeriksaan yang dilakukan hari ini.

Ia mengaku diperiksa di Komnas HAM sebagai pribadi yang mengenal Munir sekaligus sebagai tim pencari fakta yang mengumpulkan data. “Fakta yang berkaitan dengan pembunuhan munir. Kalau untuk yang sifatnya pribadi lebih ke peristiwa apa aja yang dialami bersama Munir sebelum peristiwa itu terjadi,” kata Usman Hamid kepada awak media di kantor Komnas HAM pada Jumat, 15 Maret 2024.

Eks koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) ini menjelaskan detail pemeriksaan sebagai pribadi yang mengenal Munir dan kebersamaan mereka sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi. “Apa pernah mengalami teror, intimidasi di tahun-tahun sebelum Munir dibunuh,” jelas Usman.

Dia juga ditanyai oleh Komnas HAM penyelidikan yang dilakukan dalam mencari tahu siapa dalang di balik pembunuhan Munir. Dimulai dari penyelidikan di lingkungan Imigrasi, Angkasa Pura, sampai penyelidikan ke Badan Intelijen Negara (BIN).

“Proses penyerahan berkas perkara atau berkas laporan TPF yang dikabarkan hilang, saya ditanya lagi soal itu,” kata Usman. Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama para menterinya juga pernah menggelar konferensi pers dan mengakui dokumen itu pernah diterima.

Advertising
Advertising

Meski kasus pembunuhan ini belum juga terungkap sejak 20 tahun yang lalu, Usman Hamid berharap jangan terlalu lama lagi pengusutannya karena fakta-fakta awal sudah dianggap cukup. Menurut dia, saksi yang dipanggil sudah banyak hingga memanggil pejabat.

Ia menilai seharusnya dalam tiga bulan ini Komnas HAM sudah bisa melihat siapa yang bertanggung jawab termasuk orang yang kemungkinan mengeksekusi atau merencanakan. “Bahkan sampai menginisiasi atau dalangnya gitu kan,” jelasnya.

Eks TPF Munir ini juga berharap agar pengungkapan kasus Munir memberi pengaruh besar dalam arti memenuhi harapan dan mencapai tujuan bahwa pembunuhan pada kasus ini adalah pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM). "Ada unsur serangan yang sistematis, ada serangan yang secara lebih luas ditunjukkan kepada aktivis kala itu," ucap Usman.

Pilihan Editor: Istri Munir Termasuk 50 Tokoh Kirim Surat ke Partai Politik Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Suciwati Khawatirkan Ini

Berita terkait

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

36 menit lalu

TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

Polri menyatakan tetap akan memakai penyebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap kelompok yang mengupayakan kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

13 jam lalu

BIN Ungkap Kemungkinan Sistem Keamanan IKN Pakai Kecerdasan Buatan

BIN menyatakan siap membantu Otorita IKN untuk memperkuat sistem pertahanan dan keamanan di IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

14 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

23 jam lalu

Presidential Club Dinilai Sulit Terbentuk Mengingat Hubungan Megawati, Jokowi, dan SBY

Sejumlah pakar menilai pembentukan presidential club oleh Prabowo Subianto sulit terbentuk mengingat hubungan antara Megawati, SBY, dan Jokowi.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

1 hari lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Asmara

1 hari lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Asmara

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan asmara. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

1 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

1 hari lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

1 hari lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya