Kak Seto Bantah Culik Anak Martina

Reporter

Editor

Kamis, 3 September 2009 12:52 WIB

TEMPO/Rosdianahangka

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi membantah menculik dua anak dan memeras uang dari Martina Gunawan, yang melaporkan dirinya dan Roostien Ilyas (bukan Roostiningsih seperti diberitakan sebelumnya) Selasa (1/9) lalu. "Ini ibarat air susu dibalas air tuba," kata dia di kantornya, Kamis (3/9).

Dia meminta Martina minta maaf. Menurut pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini, dua anak Martina, Rafael, 8 tahun, dan Immanuel, 13 tahun, kini berada dalam lindungan polisi. "Bukan dalam perlindungan kami," kata dia.

Mengenai duit, Roostie menyatakan sudah mengembalikan semuanya Rp 15 juta melalui Titipan Kilat 4 Maret lalu ke Pramudya, kuasa hukum Martina, di Semarang, Jawa Tengah.

Kak Seto menceritakan, kasus ini berawal dari perceraian antara Martina dengan suaminya, Lukas, tahun lalu. Dua anak itu ikut ayahnya. Febuari lalu Lukas sedang berkasus hingga menyerahkan dua anak itu ke Kak Seto, di Surabaya. Menurut putusan perceraian, hak asuh anak jatuh ke Martina. Sayang, dua anak itu enggan ikut ibunya.

Lalu, Kak Seto meminta Roostie, Ketua Analis dan Standarisasi Hak-hak Anak Komnas Perlindungan Anak guna mengasuh dua anak itu di rumahnya. Dua anak itu mau ikut Roostie dan menolak kembali ke ibunya.

Roostie mengatakan Martina ingin anaknya dipenuhi kebutuhannya. "Saya jawab, kami cuma bisa memenuhi semampu kami," kata Roostie. Untuk itu, Martina mengirim sejumlah uang ke Roostie buat kebutuhan anaknya.

Namun, sesuai aturan Komnas, tak ada duit yang boleh diterima pengurus. "Tak boleh diterima, sepeser pun," kata Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka. "Maka duit itu saya kembalikan," kata Roostien. Pada 5 Maret, dua anak itu dikembalikan ke Martina.

Selama ikut ibunya, dua anak itu mengaku kerap diperlakukan kasar. Kak Seto sering dikirimi pesan pendek keluh kesah perlakuan kasar itu. "Mereka SMS dini hari dan sembunyi-sembunyi," kata Seto.

Salah satu pesan tertanggal 24 April pukul 01.19 yang berisi "Kak Seto aku ditampar mama, aku ndak betah disini". Pesan itu dikirim dengan nomor ponsel Martina. Dua anak itu juga menulis surat dan mengancam akan lari dari rumahnya.

Maka dari itu, Kak Seto melaporkan dugaan kekerasan pada anak ini ke Polres Jakarta Barat. Dua anak itu akhirnya pergi dari rumah ke Polres dengan taksi. "Mereka mengaku dianiaya ibunya," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat Komisaris Ario Seto. Keduanya kini dalam pengawasan polisi.

Komnas tak akan melaporkan balik Martina. "Kami cuma prihatian padanya (Martina)," kata Arist. Padahal, yang dilakukan Komnas untuk kebaikan Martina dan anak-anaknya.

NUR ROCHMI

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

14 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

36 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

52 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

3 Maret 2024

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

1 Maret 2024

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

1 Maret 2024

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya