Polisi: Bedeng Gereja di Bekasi Dibakar karena Kesenjangan Sosial
Minggu, 20 Desember 2009 15:02 WIB
Motif peristiwa itu disampaikan Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Ajun Komisaris Imam Sugianto. "Faktor utamanya karena kesenjangan sosial," kata Imam kepada Tempo, Ahad (20/12).
Gereja Santo Albertus di Jalan Boulevard Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, diserbu sekelompok massa pawai obor, Kamis (17/12) malam lalu. Mereka berasal dari Kecamatan Tarumajaya dan Babelan, wilayah pesisir pantai Utara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Menurut Imam, massa berjumlah sekitar 600 orang. Mereka melakukan pembakaran secara spontan, ketika melintas di depan gereja massa melemparkan obor yang masih menyala. Bedeng tempat pekerja bangunan gereja beristrahat dan kantor konsultan pembangunan gereja rusak berat.
Malam itu ada 33 orang diamankan, terdiri dari 15 laki-laki dan 14 perempuan. Setelah diperiksa tidak satupun terbukti menghasut, sehingga mereka dilepas. Hanya satu orang ditahan, A. Rosadi, itupun karena mencuri alat bangunan. "Belum satu siapa yang memprovokasi," kata dia.
Meski demikian, Imam berjanji tetap melanjutkan kasus tersebut. Tim penyidik tetap memburu dalang dari peristiwa pembakaran itu. Sejumlah ulama di Medan Satria, kata Imam, mendesak supaya pelaku diusut tuntas karena mencemarkan nama baik Islam.
Gereja Santo Albertus mulai dibangun tahun lalu, di lahan seluas tiga hektare. Bagian bangunan yang baru berdiri sekitar 60 persen, yaitu, tiang pancang dan atap. Bangunan gereja itu tidak dirusak massa. Rencananya, pelasanaan misa jemaah Kristiani pada Natal 25 Desember nanti akan dipusatkan di gereja tersebut, meskipun bangunannya belum jadi. "Selama ini umat Kritiani menempati rumah toko (ruko) di Harapan Indah akan dipindahkan ke gereja itu," kata dia.
HAMLUDDIN