TEMPO Interaktif, Bogor - Pemerintah Kota Bogor mengucurkan bantuan berupa bahan pokok, selimut, dan uang untuk mengontrak kepada 6 kepala keluarga yang rumahnya hancur akibat banjir bandang di daerah Bantar Jati Kaum dan Pasar Induk Jambu Dua, Bogor, Jawa Barat.
Wali Kota Bogor Diani Budiarto meminta Tim Tanggap Darurat Bencana (Tagana) segera memberikan bantuan dana bagi kepala keluarga yang rumahnya rusak berat dan ambrol untuk biaya mengontrak antara Rp 500 ribu – Rp. 1 juta.
Diani mengintruksikan 6 Camat di wilayahnya untuk mendata rumah dan bangunan yang rusak akibat banjir bandang dan longsor itu. "Semua kepala wilayah kecamatan harus sudah punya data kerusakan yang harus segera diberikan bantuan," ujarnya saat meninjau lokasi itu, Sabtu (13/2).
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam musibah itu, Diani meminta agar warga sekitar bantaran sungai tetap waspada, serta memberitahu tim Tanggap Darurat bencana (Tagana) jika terjadi musibah banjir bandang. “Semua informasi tentang darurat bencana akan segera ditangani, dua pemilik rumah yang terbawa hanyut sudah kami berikan dana untuk mengontrak,” kata Diani.
Berdasarkan data dari Tim Tagana dan Bagian Kemasyarakatan Pemerintah Kota Bogor, kerusakan parah terjadi di dekat Bendung Katulampa. Di lokasi itu, dua rumah hanyut terbawa banjir bandang, 62 rumah lainnya terendam. Di Kelurahan Bantar Jati RT 01/05, 26 rumah terendam, 275 jiwa terpaksa mengungsi. Di RT 08/11, dua rumah hancur, 11 rumah lainnya terendam. Di Kelurahan Cibuluh 2 rumah ambrol.
Sarni, warga di Kelurahan Bantar Jati, menceritakan, kemarin petang, tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh. Dia berteriak agar tetangganya segera meninggal rumah. Kejadian berlangsung cepat. "Hanya 5 menit setelah itu, puluhan rumah di kelurahan Bantar Jati langsung terendam lumpur," ujarnya.
Ahmad, pedagang ikan, menceritakan, sekitar pukul 17.00 WIB, air meninggi dan merendam sebagian Pasar Induk Jambu Dua. Puluhan lapak dan kios para pedagang terendam, “Bahkan semua ikan cue dan ikan asin milik bos saya ikut hanyut,” kata Ahmad.
Hingga Sabtu (13/2) siang, warga tampak masih membersihkan sisa-sisa lumpur yang merendam rumahnya.
Deffan Purnama