Nur Fatmi, 29 tahun, warga RT 012 RW 01 Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, masih tetap bertahan di rumahnya semenjak air Sungai Ciliwung meluap dan menyebabkan lantai satu rumahnya terendam air. "Saya akan mengungsi kalau air sudah naik sampai lantai dua rumah," ucap dia.
Bangunan dua lantai yang terbuat dari kayu, triplek dan atap seng ini terletak persis di samping sungai ciliwung.
Rumah tersebut ditempati orang tua Nur, dua saudara Nur yang sudah menikah dan anak-anak mereka yang masih usia sekolah dan balita. Untuk kebutuhan keseharian seperti air bersih, mereka mendapatkan air bersih dari jetpump pribadi dan membeli air galon untuk kebutuhan air minum serta masak. Sementara kebutuhan mandi cuci kakus selama banjir diakui Nur bahwa keluarganya dan warga sekitar dilakukan di lokasi sekitar banjir.
Aktivitas sehari-hari juga masih berlangsung seperti biasa. "Kalau mau kerja atau anak sekolah, kita menunggu perahu yang biasanya mengangkut warga yang mau keluar," ujar Nur. Bahkan suami Nur turut membantu mendorong perahu untuk warga yang ingin masuk atau keluar di daerah sekitar.
Begitu pula keadaan yang dialami oleh warga yang tinggal di RW 04 RW 05. Mereka mengaku tidak akan mengungsi saat ini karena dianggap masih wajar.
"Kita sudah terbiasa kena banjir tiap tahun, kalau airnya sampai ke lantai atas baru kita pindah" ujar Rahmat, warga RT 11 RW 05 saat ditemui di kediamannya sore ini. Berdasarkan pantauan Tempo, ketinggian air di sekitar lokasi mencapai pinggang orang dewasa.
RIRIN AGUSTIA