Tiga Ribu Kontainer Tertahan, Potensi Kerugian Rp 5 Miliar
Reporter
Editor
Rabu, 14 April 2010 19:58 WIB
Pupuk urea non subsidi di Pelabuhan Rakyat Kalimas, Surabaya untuk dikirimkan ke Sampit, Kalimantan Tengah, Selasa (9/2). Pemerintah berencana merevitalisasi industri pupuk urea sebesar 47,1 triliun rupiah. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO Interaktif, Jakarta -Aksi kerusuhan yang terjadi dalam penggusuran kompleks makam Mbah Priok telah mengganggu kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok
Ketua Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI), Amirudin Saud menyatakan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok terhenti total pada hari ini.
“Hari ini sama sekali tak ada truk yang keluar-masuk pelabuhan Tanjung Priok,” katanya kepada Tempo, Rabu (14/4). “Mereka yang di dalam pun takut kontainernya dibakar.”
Amirudin memperkirakan, setiap harinya sekitar 3 ribu kontainer yang keluar-masuk Pelabuhan Tanjung Priok, baik ekspor maupun impor. “Dari sana, potensi kerugiannya bisa sampai Rp 5 miliar,” katanya.
Menurut dia, kalangan eksportir mengalami kerugian atas peristiwa tersebut. Sebab, jika ekspor tertunda maka eksportir harus membayar biaya penumpukan,.”Apalagi jika barang itu ketinggalan kapal sehingga harus menunggu 3-4 hari.”
Sementara untuk barang impor, tertundanya kegiatan bongkar muat bisa berarti tertundanya kegiatan produksi di dalam negeri. “Karena 74 persen barang impor merupakan bahan baku industri,” katanya.