Kapasitas Genset Soekarno-Hatta Lebih dari 100 Persen dari Kebutuhan
Reporter
Editor
Jumat, 6 Agustus 2010 14:49 WIB
Petugas security di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. TEMPO/ Nunu Nugraha
TEMPO Interaktif, Tangerang - Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoto menyatakan kapasitas listrik yang dipasok genset Bandara Soekarno-Hatta cukup besar dan bisa memenuhi kebutuhan. Total kebutuhan listrik Bandara sebesar 3000 KVA sedangkan kapasitas produksi listrik genset 7300 KVA, "Sebenarnya tidak ada masalah dari sisi back-up," katanya di Bandara Soekarno-Hatta siang ini."
Kapasitas listrik yang lebih dari cukup itu semestinya bisa mengatasi pasokan listrik jika aliran PLN terganggu. Namun, sejauh ini padamnya listrik masih menjadi masalah besar bagi pengguna jasa bandara. Seperti yang terjadi pagi tadi, gangguan listrik yang terjadi dari pukul 4 hingga 6 pagi menganggu jadwal penerbangan. Check in dan pemeriksaan penumpang harus dilakukan dengan cara manual, sehingga mengakibatkan antrian panjang di terminal domestik.
Menurut Tri, penumpukan penumpang terjadi karena pada saat gangguan listrik terjadi pada saat jam padat, sedangkan proses pengambilalihan listrik bandara oleh genset membutuhkan waktu sekitar 0,8 hingga 11 detik. Kondisi diperparah oleh sistem checkin counter dan mesin X Ray di sejumlah maskapai penerbangan belum terkoneksi dengan genset priority Bandara. "Sehingga terjadi akumulasi," kata dia.
Direktur Teknik dan Operasional PT Angkasa Pura II, Salahuddin Raffi mengatakan Bandara Soekarno Hatta memiliki sistem genset yang canggih. Genset bandara terdiri dari genset technical yang mensuplai listrik yang berhubungan dengan operasional penerbangan dan bandara yaitu Air Traffic Control (ATC) navigasi dan radar. "Alat-alat yang tidak ada intrup atau tidak ada kedip sama sekali, ketika terjadi gangguan listrik secara otomatis langsung diambilalih dengan genset," katanya.
Sementara genset priority mensuplai listrik di check in counter dan mesin X Ray yang prinsip kerjanya juga otomatis. "Tapi perlu waktu 0,8 detik sampai 11 detik proses pengambilalihan genset untuk dilakukan riset ulang," katanya. Sementara yang non priority adalah lampu terminal dan perkantoran.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta.