TEMPO Interaktif, Jakarta - Kenaikan harga emas perhiasan sebesar 0,097 persen memicu inflasi 0,43 persen di Jakarta pada Juni 2011. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Agus Suherman mengatakan Tim Pemantau Inflasi Daerah DKI Jakarta harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya inflasi pada Juli-Agustus 2011 terkait bulan puasa dan Lebaran.
“Kami berharap agar Tim Pemantau Inflasi Daerah berupaya keras menekan laju inflasi agar tidak naik terlalu tinggi,” katanya saat dihubungi, Sabtu, 2 Juli 2011.
Agus mengatakan laju inflasi pada bulan Juni 2011 di Jakarta meningkat tajam dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya 0,15 persen. Laju inflasi di Jakarta juga lebih tinggi dari rata-rata inflasi nasional sebesar 0,33 persen. Kota yang mengalami inflasi tertinggi, yaitu Ambon, Maluku, sebesar 3,76 persen. Sementara, Padang Sidempuan, Sumatera Utara, mengalami inflasi terendah sebesar 0,04 persen.
Kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah kelompok barang dan jasa yang turut mendorong inflasi. Kelompok sandang sebesar 1,08 persen, kelompok bahan makanan 0,96 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,49 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 0,46 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik sebesar 0,21 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar juga naik sebesar 0,16 persen. Hanya satu kelompok yang turun harga, yaitu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,01 persen. Penurunan ini disebabkan penurunan harga bensin Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp 8.300 per liter.
Kenaikan inflasi memberatkan 3,75 persen warga miskin DKI Jakarta. Jumlah warga yang berada di bawah garis kemiskinan sebanyak 363.420 orang pada Maret 2011. Jumlah itu naik sekitar 0,26 poin dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 312.180 orang atau 3,48 persen.
Adapun BPS mengukur tingkat kemiskinan berdasarkan ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan. BPS meningkatkan batas garis kemiskinan pada 2011 menjadi Rp 355.480 per kapita per bulan di atas tahun lalu sebesar Rp 331.169 per kapita per bulan karena kenaikan laju inflasi dari tahun ke tahun di DKI Jakarta sebesar 5,36 persen.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI
