TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menyesalkan sikap arogan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto yang menolak panggilan Komnas Anak. Menurut Arist, pemanggilan terhadap Taufik terkait kasus penahanan rapor SMP Negeri 1 Cikini adalah undangan yang bersifat tidak memaksa. "Kami cuma ingin perbaikan. Kalau sikap dia begitu, itu arogan," ujarnya saat dihubungi Selasa, 5 Juli 2011.
Arist mengatakan sikap arogan Taufik justru menunjukkan pihak Dinas Pendidikan ingin mempertahankan kesalahannya. Baginya, jika Dinas Pendidikan mau duduk bersama mengatasi setiap permasalahan pendidikan di Jakarta, pihaknya justru amat mengapresiasi. "Ini terkesan defense," kata Arist.
Dia mengatakan pihaknya tetap akan membahas kasus ini dengan pihak sekolah. Kepala SMP Negeri 1 Cikini, Subardjo, bersedia hadir memenuhi undangan Komnas Anak pada Jumat, 8 Juli 2011. "Dia akan datang dengan kuasa hukumnya," katanya.
Pada pekan lalu, baik pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan tidak ada yang memenuhi undangan Komnas Anak. "Mereka sedang ada kesibukan. Saya mengerti," Arist menambahkan.
Enam wali murid mengadukan masalah penahanan rapor ini ke Komnas Anak pada pekan lalu. Mereka sepakat memidanakan kasus ini agar pihak sekolah jera dan kejadian serupa tidak terulang. Saat hari penerimaan rapor, pihak sekolah menggunakan kupon persetujuan Komite Sekolah sebagai barter pengambilan rapor. Sebanyak 125 wali murid protes keras karena rapor anak mereka ditahan. Mereka harus melunasi dulu uang Sumbangan Peserta Didik Baru (SPDB) sebesar Rp 7 juta.
HERU TRIYONO
Berita terkait
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi
9 September 2013
Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.
Baca SelengkapnyaKuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi
7 September 2013
Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS
7 September 2013
Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang
6 September 2013
Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah
6 September 2013
Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik
6 September 2013
Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.
Baca SelengkapnyaKuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing
6 September 2013
AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.
Baca SelengkapnyaKuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program
5 September 2013
Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.
Baca SelengkapnyaUkur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan
5 September 2013
SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'
Baca SelengkapnyaData Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes
4 September 2013
Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.
Baca Selengkapnya