TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kalangan menyatakan bisa melihat jelas hubungan yang tak mesra antara Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan wakilnya, Prijanto. Hubungan tak harmonis itu termasuk gubernur yang dianggap tak pernah membagi peran untuk wakilnya tersebut.
"Dia (Wakil Gubernur Prijanto) sudah dikucilkan sejak dua tahun lalu," kata pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, Selasa 27 Desember 2011.
Andrinof menilai Gubernur Fauzi khawatir akan adanya pesaing dalam pemilihan umum kepala daerah 2012 sehingga membatasi gerak wakilnya itu di ruang publik. Selain hampir tak pernah mendelegasikan acara-acara seremonial kepada Prijanto, acara yang tak bisa dihadiri justru didelegasikan kepada sekretaris daerah atau deputi.
"Makin kelewatan karena di acara yang Prijanto hadir itu tidak dipercayakan ke Wagub," kata Andrinof.
Andrinof punya contoh sebuah acara di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada 30 Oktober lalu. Saat itu Prijanto hadir, tapi yang mewakili Fauzi adalah deputinya, Marghani Mustar.
Menurut Koordinator Visi Indonesia 2033, yang mendukung pemindahan Ibu Kota dari Jakarta, Prijanto harus segera mengungkapkan alasan kenapa mundur. "Bila tidak, orang tidak akan tahu alasan sebenarnya," katanya.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tak memberi pernyataan berbeda dibanding hari sebelumnya. Dia di antaranya menyatakan telah menerima surat pengunduran diri Prijanto dan menyayangkan karena amanat tak tuntas diemban.
Dia juga kembali menyampaikan terima kasihnya atas kontribusi Prijanto dan akan memproses yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. "Saya juga memberikan jaminan kepada warga Jakarta tidak ada pelayanan yang berkurang sedikit pun," kata Fauzi.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI
Berita terkait
Disindir Ahok, Risma: Serang Aku Saja, Jangan Surabaya
12 Agustus 2016
Risma lagi-lagi memastikan bahwa tidak ada keinginan dan niatan untuk maju ke Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaIni Program dan Target Risma Lima Tahun Mendatang
8 Agustus 2016
Ketika anak-anak Surabaya lebih maju, akan bisa menjadi tuan di kotanya sendiri. "Saat saya tinggalkan, insya Allah program itu sudah bisa kelihatan."
Baca SelengkapnyaKisah Risma, Usir Hantu dengan SK Wali Kota Surabaya
16 Juni 2016
"Kalian jangan ganggu saya, saya disini punya SK Wali Kota Surabaya," kata Risma menirukan kata-kata yang diucapkan untuk mengusir hantu itu dulu.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Timur Periksa Pedagang Pasar Turi
25 November 2015
Kepolisian Daerah Jawa Timur kembali menggulirkan kasus terkait Pasar Turi.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Jawa Timur Hentikan Penyidikan Kasus Risma
27 Oktober 2015
Dari penelitiannya, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menyatakan sependapat kasus Risma dihentikan. Tidak akan ada pengajuan praperadilan.
Baca SelengkapnyaPolisi Setop Kasus Risma, Pesaing: Biar Masyarakat Menilai
27 Oktober 2015
Kubu Rasio-Lucy Kurniasari memilih fokus kampanye.
Baca SelengkapnyaRisma Bukan Tersangka, Mendagri: Dia Bisa Ikut Pilkada!
27 Oktober 2015
Status Risma yang sempat disebut sebagai tersangka tak perlu dipermasalahkan lagi.
Baca SelengkapnyaCabut Kasus Risma, Investor Pasar Turi Tak Ingin Ditunggangi
26 Oktober 2015
Laporan dicabut agar tidak dimanfaatkan pihak lain karena saat ini bertepatan dengan masa pilkada dimana Risma terdaftar sebagai calon inkumben.
Baca SelengkapnyaBegini Isi Surat Penghentian Kasus Tersangka Risma
26 Oktober 2015
Surat penghentian penyidikan perkara dibuat polisi pada Senin, 26 Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaRibut Risma Tersangka, Alasan Jaksa Urusan Ini Belum Beres
26 Oktober 2015
Kejaksaan belum menerima SP3 dari polisi terkait dengan kasus yang
menjerat mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.