TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemuda melaporkan tindakan penganiayaan yang dilakukan seorang anggota Polsek Koja, Jakarta Utara. "Saya sempat ditodong pistol juga," kata pemuda bernama Reza Amanda, 19 tahun, di Polsek Koja, Selasa, 17 Januari 2012.
Menurut Reza, penganiayaan itu terjadi dinihari tadi. Saat itu ia baru selesai bekerja di Indomaret Plaza Cilincing. Dia tidak pulang, tetapi mengunjungi kediaman seorang temannya di Kampung Kurus, Semper Barat, Cilincing. Di sana, seorang temannya yang lain meminjam sepeda motor Suzuki Satria milikya.
Setelah sekitar 15 menit berlalu, sepeda motor milik Reza dikembalikan dan ia pun pulang menuju rumahnya di Jalan Raya Cilincing nomor 6 RT 01 RW 03 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing. Di perjalanan, ada empat orang berpakaian preman berboncengan sepeda motor.
Mereka menghentikan Reza yang kebetulan menggunakan motor tanpa pelat nomor belakang, tanpa spion, dan tidak memiliki lampu. "Saya dipaksa mengaku, 'Kamu yang tadi ngebut ya?'" kata Reza menirukan ucapan seorang di antaranya.
Menurut Reza, orang yang mencegatnya itu mengaku polisi. Dia memaksanya ikut ke Mapolsek Koja. Namun ternyata ia dibelokkan ke sebuah tempat di Kampung Beting. "Di situ saya dipukuli, lalu ditodong pistol," ujarnya.
Kapolsek Koja Kompol Agung Sudarsana membenarkan adanya laporan dari Reza tadi. Dia juga sudah mendapat laporan dari anak buahnya tentang peristiwa itu. Lelaki yang diduga menganiaya Reza memang anggota kepolisian setempat. Namanya Briptu Rangga yang bertugas di bagian reserse kriminal. "Dia sedang diperiksa di Provos Polres (Jakarta Utara)," ujarnya.
PINGIT ARIA
Berita terkait
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024
19 hari lalu
Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum
Baca SelengkapnyaPrajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat
35 hari lalu
Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.
Baca SelengkapnyaAmnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum
41 hari lalu
Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.
Baca SelengkapnyaKontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer
6 Oktober 2021
Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.
Baca SelengkapnyaSerial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan
16 September 2021
Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.
Baca Selengkapnya2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf
27 Juli 2021
TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.
Baca SelengkapnyaJokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua
5 Juli 2018
Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.
Baca SelengkapnyaBerdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini
8 Juli 2017
Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.
Baca SelengkapnyaTampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks
8 Juli 2017
Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.
Baca SelengkapnyaBerdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara
8 Juli 2017
Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."
Baca Selengkapnya