TEMPO.CO, Jakarta-Rumahnya kecil tak berpagar di Gang 3 Jalan Mahoni, Koja, Jakarta Utara. Untuk menemui Tempo, ia harus meminjam kursi plastik milik tetangganya.
Inilah kediaman Ani, 40 tahun, dan putra sulungnya, Aji Prasetyo, 21 tahun. Ani belum lama ini kembali ke sekolah putranya itu di SMA Negeri 18 di Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk 'menjemput' ijazah yang lama ditinggalkan. "Padahal lulusnya sudah 2009 lalu," kata Ani, kemarin.
Ani mengaku selama selama lebih dari dua tahun tidak berani mendatangi sekolah anaknya itu untuk mengambil ijazah. Ia sadar telah menunggak uang sekolah sebesar Rp 1,2 juta. "Saya tidak bisa melunasinya," ujar Ani.
Menurut Ani, setelah lulus SMA, Aji bekerja di sebuah salon mobil hanya dengan modal surat keterangan lulus. Hingga November lalu ketika Aji ingin bekerja di tempat lain yang membutuhkan ijazah, ibu-anak itu menggadaikan seluruh telepon seluler yang dimiliki.
Saat itu terkumpul uang Rp 700 ribu—masih kurang Rp 500 ribu. "Saya coba datang ke sekolahnya buat ambil ijazah, untung boleh," tuturnya
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 18 Jakarta Riamin Manurung mengatakan, Aji tak sendiri yang meninggalkan ijazahnya setelah lulus. Sejak 1998 jumlah ijazah yang terlantar mencapai 40 lembar di sekolah itu. “Tunggakan mereka ke sekolah mencapai Rp 200 juta,” kata Riamin.
Riamin menyatakan kalau pihak sekolah sebenarnya memberi kesempatan mencicil tunggakan kepada setiap orang tua siswa yang hendak mengambil ijazah putranya. Tapi, menurutnya, ada orang tua yang memang tak pernah berusaha.
Riamin mencontohkan, 40 dari 250 siswa yang lulus Agustus tahun lalu tidak langsung mengambil ijazahnya. Setelah sekolah menyurati, satu per satu siswa atau orang tua berdatangan hingga menyisakan 15 lembar ijazah tersimpan di ruang arsip sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudhi Mulyanto yang dihubungi terpisah meminta pihak sekolah tak mudah memutihkan utang untuk pertanggungjawaban anggaran. “Dalam kasus-kasus seperti ini, yang terpenting adalah komunikasi antara pihak sekolah dan wali murid,” katanya.
PINGIT ARIA
Berita terkait
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi
9 September 2013
Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.
Baca SelengkapnyaKuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi
7 September 2013
Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS
7 September 2013
Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang
6 September 2013
Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah
6 September 2013
Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik
6 September 2013
Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.
Baca SelengkapnyaKuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing
6 September 2013
AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.
Baca SelengkapnyaKuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program
5 September 2013
Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.
Baca SelengkapnyaUkur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan
5 September 2013
SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'
Baca SelengkapnyaData Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes
4 September 2013
Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.
Baca Selengkapnya