Bentrok, Situasi Diponegoro- Salemba Masih Mencekam
Reporter
Editor
Kamis, 29 Maret 2012 22:11 WIB
Sejumlah aktivis mahasiswa membentang spanduk di belakang ban yang dibakar untuk memblokade jalan di depan Kampus YAI, Salemba, Jakarta, Kamis (29/3) malam. ANTARA/Ismar Patrizki
TEMPO.CO, Jakarta - Hampir empat jam setelah ricuh bentrok pendemo mahasiswa anti kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dengan aparat, situasi kawasan Salemba Jakarta Pusat, Kamis 29 Maret 2012 masih mencekam. Hingga berita ini diturunkan, massa masih berkerumun di pinggir jalan Diponegoro, dekat kampus YAI.
Pantauan Tempo, hingga pukul 22.00 WIB, para polisi masih berjaga di dekat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, bersenjata senapan laras panjang. Warga yang lewat terpaksa menutup mulut dan hidung dengan masker.
Di belokan jalan Diponegoro - Salemba, Jakarta Pusat, satu mobil Resmob (reserse mobil) sudah jadi arang usai dibakar pendemo. Bau asap masih menguar. Sebelumnya, dilaporkan para pendemo juga membakar satu motor polisi dan merusak pos polisi di Jl Diponegoro.
Situasi di lokasi kejadian masih mencekam. Para mahasiswa yang berdemo masih banyak dan mereka lari masuk kampus YAI dan Universitas Bung Karno. Sebagian lagi masuk Lembaga Bantuan Hukum di Jalan Diponegoro.
Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi yang diwarnai bakar-bakaran sejak sore itu itu berujung ricuh setelah sekitar 250 massa semakin anarkis. Beberapa saksi mata yang menjauhi lokasi demonstrasi sempat melihat massa membakar satu unit sepeda motor yang terparkir di depan pos polisi di Jalan Diponegoro. Jalan itu --berujung di Bundaran Hotel Indonesia dan jadi akses ke Istana Merdeka-- memang jadi jalur tradisional demonstrasi.
Diduga aparat terpaksa melepaskan tembakan karena terprovokasi ulah massa yang semakin anarkis dalam mengekspresikan protesnya.
Arus lalu lintas satu arah yang menuju Jalan Salemba Raya pun terpaksa ditutup dan dialihkan melalui Jalan Talang yang menuju Jalan Matraman Raya.