Petugas membersihkan interior bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) seusai diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo di Pool Bus Hiba Utama, Jalan Raya Bekasi Km 26, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (28/3). Untuk mempermudah mobilitas warga dari Bekasi, Dinas Perhubungan DKI Jakarta meluncurkan APTB yang memiliki dua feeder, yakni rute Pulo Gadung-Bekasi yang terintegrasi dengan koridor II (Pulo Gadung-Harmoni) dan koridor IV (Pulo Gadung- Dukuh Atas 2). Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono tetap akan mengoperasikan bus feeder Transjakarta atau Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway Jakarta-Bekasi meski supir minibus memprotesnya. Berikut lima alasannya.
1. Harga tiket APTB Rp 9.500 sangat berbeda dengan minibus konvensional yang Rp 2.500. Ini membuat penumpang minibus tidak akan mudah berpaling. "Harganya kan jauh," kata Udar.
2. Calon penumpang APTB adalah komuter Jakarta-Bekasi. Mereka pengguna mobil dan motor. Pengguna mobil tercatat 123.093 perjalanan per hari. Adapun pengguna motor 216.153 perjalanan per hari. Sebanyak 68.949 perjalanan per hari menggunakan bus angkutan umum. "Sasaran kami 51 persen pengguna motor dan 29 persen pengguna mobil," kata dia. "Masih ada 16 persen pengguna angkutan umum."
3. Minibus masih punya kelebihan dapat berhenti dimana saja. APTB dirancang dengan deck tinggi sehingga penumpang harus berhenti di halte. Ini dipandang Udar sebagai pertimbangan penumpang masih ada yang memilih minibus. "Kan bisa berhenti-berhenti."
4. Perhentian minibus dengan APTB berbeda. "Minibus berhenti di Cikarang. APTB di Bekasi," ia menjelaskan. Jalur minibus juga melewati Bekasi Timur. Sedangkan APTB lewat Bekasi Barat.