Diduga Mata-mata Sandi Dikeroyok Enam Orang Bertopeng
Reporter
Editor
Jumat, 25 Juli 2003 09:01 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sandi, 27 tahun, buruh bangunan asala Madura mengalami luka-luka serius di bagian kepala, punggung dan tangan setelah dikeroyok enam orang bertopeng. Menurut Kepala Satuan Reserse Jakatra Timur, Ajun Komisaris Pol. I Putu Jayan kepada Tempo News Room, Kamis (28/2) di kantornya, Polres Jakarta Timur, mengatakan dugaan sementara Sandi diduga sebagai mata-mata Madura di kelompok warga Betawi di daerah Cakung, Jakarta Timur. Kejadian tersebut terjadi Rabu (27/2) sekitar pukul 20.30 WIB. Ketika itu, Sandi, warga Rt 5 Rw 5 Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur sedang minum jamu di warung jamu di Jalan Satria Rt 4 Rw 2, Cakung. Ketika sedang asyik minum, tiba-tiba datang enam orang bertopeng yang membawa senjata tajam dan balok kayu langsung mengeroyoknya. Sandi yang tidak siap mencoba melawan, tetapi karena kekuatan sangat tidak seimbang, dengan mudah Sandi kalah. Pengeroyokan terhenti setelah warga sekitar berhamburan mendatangi Sandi. Enam pengeroyok Sandi segera melarikan diri ketika warga mulai berdatangan. Setelah pengeroyok pergi, warga membawa Sandi ke rumah sakit terdekat. Warga sekitar dan aparat kepolisian menduga, pengeroyok Sandi adalah warga Betawi. Kejadian itu itu juga diduga masih berhubungan dengan kerusuhan di PD Pasar Jaya Kramat Jati. “Kemungkinan besar masih berhubungan dengan dendam di Kramatjati. Di sana kan sudah aman, terus mereka lari ke sini yang merupakan daerah industri yang banyak orang Maduranya,” ungkap Tono, salah seorang warga setempat. Polres Jakarta Timur menurunkan dua tim pengaman dari Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) dan Buru Sergap (Buser) dibantu personel Bantuan Pembinaan Masyarakat (BaBinmas) setempat untuk mengadakan penyelidikan dan mencari pelaku. “Sekarang sedang dicari pelakunya. Motifnya belum diketahui,” ujar Putu Jayan. Ia menambahkan, korban setelah diperiksa mengatakan dirinya diduga sebagai mata-mata Madura di lingkungan orang Betawi. Tetapi pihak aparat polisi belum bisa memastikan motif sebenarnya. “Kalau tersangka sudah tertangkap, baru kita bisa pastikan motifnya,” ujar Putu. Putu menengarai kejadian ini didalangi kelompok tertentu yang mencoba memanasi dan mengeruhkan suasana untuk memicu warga Madura dan Betawi untuk bentrok terus. (Ebnu Yufriadi)
Berita terkait
Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
1 menit lalu
Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap
Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.