Tanggul Laut Raksasa Bukan Solusi Banjir Jakarta  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 25 Januari 2013 06:43 WIB

Sejumlah warga perumahan mewah Pluit, Jakarta Utara, menaiki perahu nelayan yang menjadi ojek perahu ketika banjir merendam perumahan tersebut (22/1). TEMPO/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO , Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Sonny Harry Harmadi, mengatakan rencana pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) untuk mengatasi banjir rob tidak efektif.

"Banjir di Jakarta bukan hanya banjir rob saja, tapi terkait masalah berkurangnya resapan air, drainase, urunan tanah, sampah yang berlimpah, dan banyak lagi," kata dia kepada Tempo, Kamis, 24 Januari 2013.

Menurut Sonny, pembangunan tanggul laut raksasa tentu akan mengakibatkan limpahan air pindah ke daerah lain. Artinya, rencana ini perlu persiapan matang supaya kebijakan tersebut bukan berarti memindahkan masalah ke tempat lain. Apalagi dana proyek pembangunan tanggul yang diperkirakan tidak sedikit, yaitu mencapai Rp 50-100 triliun.

Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI ini mengusulkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebaiknya tak menyelesaikan masalah Jakarta sendirian, tetapi juga mengikutsertakan daerah-daerah di sekitar Jakarta, terutama Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sebab, daerah-daerah yang bertetanggaan langsung dengan Ibu Kota ini ikut berperan mengakibatkan banjir Jakarta.

"Yang penting itu penataan ruang Jabodetabek harus diintegrasikan dahulu. Berpikir solusinya itu harus metropolitan," ujarnya. "Depok dan Bogor tidak banjir, tapi mengirim banjir akibat resapan airnya berkurang," kata dia menambahkan.

Kemarin, Gubernur Joko Widodo menyatakan keinginannya untuk segera merealisasikan pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall). "Saya ingin segera mengeksekusi itu (pembangunan tanggul laut raksasa)," kata dia di Balai Kota, Rabu, 23 Januari 2013.

Jokowi mengatakan telah meminta kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan UKP4 untuk membahas pembangunan tanggul raksasa itu. Dia ingin pembangunan tanggul raksasa itu agar dipercepat proses pengerjaannya. "Saya sudah minta kalkulasinya seperti apa," ujarnya.

MUNAWWAROH

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

2 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

5 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

9 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

12 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

22 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

22 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya