Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau biasa disapa Ahok, mengatakan tak percaya terhadap hitungan nasib. Pernyataan ini diungkapkannya terkait dengan perayaan Imlek atau tahun baru Cina yang memasuki tahun ular air.
"Saya enggak pantangan dengan shio, tapi saya tak percaya dengan hitungan nasib seseorang," kata Ahok kepada wartawan di Jakarta, Senin, 11 Februari 2013.
Dia mengumpamakan, berdasarkan ramalan Cina, memiliki rumah tusuk sate--rumah yang berhadapan dengan simpangan jalan--tak baik. Ini dibantah Ahok. Ia pernah membeli rumah dengan posisi ini karena harganya lebih murah.
Begitu pula yang ia alami saat pencalonan menjadi wakil gubernur. Beberapa petuah Cina menilai Ahok tak bisa terpilih. "Saya sempat dibilang ngaca, dong, ngaca muka lu enggak pantes (jadi Wagub DKI)," kata Ahok.
Di tahun baru Cina ini, Ahok lebih meyakini pengaturan Tuhan dibanding hitungan nasib. Menurut dia, manusia di dunia seluruhnya dalam pemeliharaan Tuhan. Ia yakin, selama di dunia, manusia tak ada yang suci. Ia percaya orang suci hanya orang-orang yang dipilih Tuhan.
Daripada percaya hitungan nasib, ia lebih yakin Tuhan akan memilih orang yang bekerja. "Kalau sudah dipilih, tak ada yang harus ditakuti. Kalau dipilih, kebutuhan kamu akan dipenuhi. Yang namanya mati, udah takdir," kata dia.