Terminal Kampung Melayu, Jakarta. ANTARA/Novandi K Wardana
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Transportasi Kota Jakarta menolak ide penghapusan angkutan kota. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan, menilai angkot masih merupakan kebutuhan masyarakat Jakarta.
"Saya lebih sepakat jika mereka diatur lebih ketat," kata Tigor ketika dihubungi pada Selasa, 12 Januari 2013. Tigor mengusulkan dua pengaturan angkot di Jakarta.
Pertama, sopir angkot serta operator dibayar dengan sistem gaji. Hal ini menurut dia akan menjadikan angkot lebih tertib, tidak ngetem lagi. Selain itu langkah ini "memaksa" sopir tidak nakal lagi.
"Tidak ada alasan sopir ambil jalur lain untuk hindari macet," ujarnya. Selain itu operator angkutan akan terikat dengan pemerintah sehingga mudah diawasi.
Cara kedua, dengan mengatur angkot agar tidak masuk ke jalan protokol guna membatasi gerak angkot.