Ahok: 3 in 1 Lebih Efektif Ketimbang Ganjil-Genap

Reporter

Editor

Ali Anwar

Senin, 25 Februari 2013 16:03 WIB

Sejumlah ibu bersama anaknya melambaikan tangan kepada pengendara di Kawasan Istiqlal, Jakarta, Selasa (24/7). ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai aturan 3 in 1 lebih efektif ketimbang ganjil-genap, yang rencananya diterapkan akhir Juni 2013. Kesimpulan ini diperoleh setelah Ahok—sapaan akrab Basuki—mendengarkan pemaparan Dinas Perhubungan dan konsultan yang berlangsung di Balai Kota Jakarta, Senin, 25 Februari 2013.

Menurut Ahok, evaluasi dari konsultan menyebutkan, 3 in 1 adalah kebijakan yang cukup baik, namun sanksinya lemah. "Hanya sanksinya yang menjadi masalah," kata Ahok.
Ahok mencontohkan, di Jalan Gatot Subroto, 3 in 1 mampu meredam 70 persen kendaraan pribadi. "Kalau kami ganti dengan ganjil-genap, hanya 30-40 persen, tambah macet di situ," kata Ahok.

Meski begitu, bukan artinya ganjil-genap dibatalkan, melainkan dikombinasikan. Ahok mengakui, hingga saat ini, 3 in 1 belum pernah dievaluasi kegagalannya. "Orang-orang kan pakai joki. Tapi, lihat Jalan Sudirman-Thamrin, itu cukup efektif kalau pagi hari," kata dia.

Atas dasar itu, kata dia, maka kebijakan ganjil-genap harus disurvei. Caranya, ia akan menguji coba ganjil-genap di jalur yang dilewati Transjakarta koridor 1 karena busnya dianggap sudah memadai.

Agar masyarakat benar-benar mengerti sistem yang akan diterapkan, dia berharap sosialisasi harus kuat. Ahok memahami, pada setiap penerapan kebijakan, akan ada protes dari masyarakat. Penerapan kebijakan ini juga harus disertai dengan ketersediaan transportasi umum yang sampai saat ini belum memadai.

Dari data yang dipaparkan tahun 1999-2000, kata Ahok, bus tidak pernah diperbarui, sehingga saat ini armadanya tidak laik jalan. Ahok berharap, dengan diterapkannya 3 in 1 dan ganjil-genap, maka para pengusaha bus akan mulai melihat adanya pasar. "Nah, bus-bus akan mulai memperbaiki diri, tapi itu belum diputuskan," kata Ahok.

Pada intinya, Ahok menginginkan kebijakan yang membatasi kendaraan. "Supaya memindahkan orang ke kendaraan umum, tapi caranya kan macam-macam," ujar dia.

Ahok mengungkapkan, saat ini banyak yang menolak ganjil-genap karena belum ada pemahaman yang benar. "Orang ini enggak tahu ganjil-genap cuma jalur-jalur tertentu, belum disosialisasikan dengan baik," ujarnya. "Jadi mereka berpikir itu masih diterapkan untuk seluruh Jakarta, padahal enggak," kata Ahok.

TRI ARTINING PUTRI

Baca juga
Jokowi: Kartu Jakarta Sehat Banyak Kekurangan

Rasyid Rajasa Bantah Keterangan Saksi BMW Maut

RS Budhi Asih Bantah Tahan Jenazah Wawan





Berita terkait

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

1 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

3 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

6 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

13 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

17 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

18 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

21 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

23 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

24 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

24 hari lalu

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.

Baca Selengkapnya