TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penipuan lewat pesan pendek dan jual-beli online masih menghantui masyarakat Jakarta. Di Jakarta Selatan, tercatat ada 10 kasus penipuan semacam ini sepanjang Januari hingga Februari 2013.
"Padahal pada tahun 2012 hingga akhir tahun ada 23 kasus," kata juru bicara Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Komisaris Aswin, pada Selasa, 26 Februari 2013. Menurut Aswin, ada tanda-tanda tren kecenderungan kasus ini naik.
Tercatat, modus operandi para pelaku serupa dan cenderung sama. Mulai dari jual tiket pesawat murah hingga menawarkan barang dengan harga di bawah rata-rata. Tentu saja hal ini bisa membuat calon pembeli tergiur.
Para pelaku memanfaatkan teknologi yang dekat dengan keseharian. "Mulai dari BlackBerry Messenger hingga jejaring sosial dan yang paling sederhana adalah via pesan pendek," kata Aswin.
Calon korban, menurut Aswin, biasanya mudah tertipu karena tidak bersikap kritis. Salah satu yang pernah menjadi korban adalah Arbani Musa, warga Grogol Utara. Akhir Januari 2013, Musa mendapat pesan pendek tawaran tiket murah. Musa diminta mengirim uang sebesar Rp 600 ribu sebagai jaminan. Kemudian, Musa diminta mengirim uang Rp 50 juta. Dia dijanjikan mendapat tiket borongan pulang pergi ke luar negeri untuk beberapa orang. Bukannya tiket yang didapat, uang Musa malah raib.
Sadar ditipu, dia melaporkan kejadian ini kepada polisi. Kasus Musa adalah satu dari sekian banyak kasus penipuan serupa. Pada tahun 2013, tercatat uang senilai Rp 160 juta raib dalam kasus penipuan ini.
Aswin mengatakan, bagi korban, langkah antisipasi pertama adalah langsung mengirim kronologi kejadian ke e-mail cybercrime@polri.go.id. "Dalam laporan jangan lupa sertakan nomor rekening penipu dan telepon agar segera dilacak," katanya. (Baca: Modus Penipuan Online dan Cara Menghindari Penipuan Online)
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
14 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.
