Pekerja menabur bubuk NaCl melalui pesawat hercules dalam operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Senin (28/1). Operasi TMC ini dapat mengurangi curah hujan jakarta hingga 30 persen. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan BPPT, Tri Handoko Seto, mengatakan, kegiatan hujan buatan di daerah Jakarta dan sekitarnya akan berakhir besok, Rabu, 27 Februari 2013. Hari ini, kata dia, operasi rekayasa cuaca akan kembali menabur empat ton garam di atas udara Selat Sunda.
"Hari ini hanya sekali penerbangan, besok terakhir operasi di Jakarta dan sekitarnya," kata Tri Handoko Seto kepada Tempo, Selasa, 26 Februari 2013. (Baca juga: Begini Cara BPPT Merekayasa Agar Hujan Tak Turun).
Menurut Tri Handoko Seto, Selat Sunda menjadi titik kegiatan untuk menghalau turunnya hujan di daratan Jakarta. Rekayasa ini dilakukan agar hujan yang seharusnya turun di daratan sudah bisa dihujankan di Selat Sunda. "Jadi kami hujankan duluan, biar enggak nambah-nambahi debit air di Jabodetabek," kata dia.
Untuk kegiatan terakhir, kata Tri Handoko, masih belum bisa ditentukan hari ini. Titik kegiatan penaburan akan ditetapkan setelah melihat kondisi cuaca pada Rabu pagi besok.
Jakarta sempat diguyur hujan pada Selasa pagi. Berdasarkan kerja BPPT, kata Tri Handoko, rekayasa tidak akan mengganggu mendung di atas Jakarta. Namun rekayasa lebih diutamakan menghalau mendung yang bakal masuk ke wilayah Jakarta. "Kalau Jakarta hujan, ya tidak apa-apa, tapi debit airnya jangan tambah-tambahi dari mendung yang dari luar," kata dia. Simak info banjir Jakarta di sini.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.