Ketua umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru dari partai Gerindra, Hercules Rosario. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Surakarta - Keraton Kasunanan Surakarta bakal membahas kembali gelar kebangsawanan yang telah diberikan kepada Hercules Rozario Marshal. Hercules pernah mendapat gelar kebangsawanan dari Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Raden Haryo Yudhapranoto, pada 5 Juni tahun lalu.
Gelar Kanjeng Raden Haryo diterima oleh Hercules dari Panembahan Tedjowulan saat menjadi Paku Buwana XIII dan bertahta di Keraton Sasana Purnama Badran. Saat ini Keraton tersebut sudah membubarkan diri dan menyatu dengan Keraton Kasunanan Surakarta. Di Keraton tersebut Tedjowulan menjabat sebagai patih.
"Akan dibahas langsung oleh Paku Buwana XIII dengan Panembahan Tedjowulan," kata Harya Bambang. Pembahasan tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Pasalnya, banyak masalah internal Keraton lain yang lebih mendesak untuk dibicarakan. Hanya saja, Harya Bambang mengatakan, selama ini Keraton tidak pernah mencabut gelar kebangsawanan yang telah diberikan. "Mereka juga tidak akan membicarakan masalah pencabutan," katanya.
Namun, dia menolak menjelaskan apa yang akan dibahas oleh raja dan patihnya itu.
Hercules menerima gelar tersebut sebenarnya sejak lama. Hanya saja, pengukuhannya baru bisa terlaksana pada 5 Juni 2012. Hercules mengikuti prosesi pemberian gelar dengan menggunakan pakaian adat Jawa lengkap. Tedjowulan mengaku telah lama mengenal Hercules dengan baik saat berada di Timor Timur.
Bantah Lakukan Aksi Premanisme terhadap PT CNI, Warga Wolo: Kami Minta Pertanggungjawaban Perusahaan
23 Juni 2023
Bantah Lakukan Aksi Premanisme terhadap PT CNI, Warga Wolo: Kami Minta Pertanggungjawaban Perusahaan
Pemuda dan mahasiswa Wolo mengecam PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) yang menganggap aksi ratusan warga Desa Muara Lapao-pao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebagai aksi premanisme.