Guru honorer menangis saat aksi demo Forum Tenaga Honorer Sekolah Negeri Indonesia (FTHSNI) di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (20/2). Dalam aksinya FTHSNI meminta kepada pemerintah agar segera disahkannya RPP Tenaga Honorer yang memihak terhadap tuntutan dan perjuangan tenaga honorer seluruh Indonesia agar diangkat menjadi PNS. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama a.k.a Ahok tengah membahas bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengenai rencana kenaikan bayaran guru honorer Ibu Kota. Kenaikan honor diupayakan minimal sama dengan angka kebutuhan hidup layak (KHL) DKI Jakarta.
"Kami sedang hitung berapa yang sesuai, tetapi minimal sesuai KHL," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 16 Mei 2013. Angka kebutuhan hidup layak (KHL) DKI Jakarta saat ini sebesar Rp 1.978.789 per bulan.
Pada 2013, DKI Jakarta memiliki 11.051 guru honorer. Lebih dari 6.000 guru honorer masuk kategori dua, atau telah mengabdi sejak tahun 2005. Mereka menerima honor Rp 400 ribu per bulan. Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mereka masih menerima tambahan 20 persen dari dana Bantuan Operasional Sekolah.
Taufik mengatakan Ahok bersama dirinya masih menghitung besaran tunjangan yang sesuai dengan kebutuhan. Dia berharap kenaikan honor bisa diakomodir dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2013.
Nantinya, tunjangan guru honorer akan diperhitungkan berdasarkan standar dan komponen kerja mereka. "Misalnya dari jam kerja, kan berbeda dengan guru pegawai negeri," ujar Taufik. Kenaikan tunjangan akan berlaku pula bagi tenaga kerja lain di bidang pendidikan, termasuk penjaga sekolah.
