Seorang pengguna jasa KRL melakukan uji coba E-Gate (gerbang elektronik) saat akan menggunakan jasa KRL commuter line di Stasiun Duri, Jakarta Barat. (09/04). TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH
Juru bicara PT KAI Daerah Operasional I, Sukendar Mulya, mengakuinya. “Ini proses dan pembelajaran bagi kami. Akan kami benahi lagi masalah teknis,” kata Mulya, Kamis 27 Juni 2013.
Kelebihan: –Menghindarkan calon penumpang dari antrean di loket. –Lebih fleksibel bagi penumpang yang ingin turun di mana saja asal ada saldo minimal Rp 13 ribu. –Kartu tidak memiliki masa kedaluwarsa dan bisa refund.
Kelemahan: –Penumpang yang lupa tap-in berpotensi terkena denda. Sebab, data stasiun keberangkatan si penumpang tak akan terbaca di stasiun tujuan. Penumpang akan kena denda jarak terjauh Rp 13 ribu. –Penumpang yang sudah tap-in akan dikenai biaya jarak terjauh bila membatalkan keberangkatan. Dendanya Rp 13 ribu. – Kartu ini juga dinilai berpotensi merugikan PT KCJ. Misalnya, jika di stasiun tujuan gerbang elektronik tak berfungsi, penumpang tak akan dikenai potongan biaya perjalanan alias naik gratis. –Hal yang sama juga berlaku bila terjadi pembatalan keberangkatan kereta oleh PT KCJ. Misalnya kereta tujuan Bogor terpaksa harus berhenti di Depok karena ada kerusakan rel. Penumpang bisa mengklaim gratis perjalanan mereka di Depok.