TEMPO Interaktif, Tangerang: Ketua Majelis Syuro Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid menjelaskan penutupan Sekolah Sang Timur berbau politik. "Kenapa baru sekarang digembar gemborkannya, jelas ini berbau politik. Puasa jangan dijadikan ajang politik," imbaunya kepada wartawan di ruang kesusteran Sang Timur Tangerang, Senin (25/10). Gus Dur meminta masyarakat seharusnya berterimakasih atas pendidikan yang telah diberikan oleh Yayasan Sang Timur.Gus Dur juga meminta kepada para romo dan suster di Sekolah Sang Timur untuk melanjutkan pendidikan dan mencoba menormalisir keadaan agar kembali seperti semula. "Banser diminta mengamankan daerah ini. Kalau mau main kuat-kuatan ayo adu dengan saya," tantang Gus Dur yang disambut oleh wali murid Sang Timur seraya meneriakkan yel-yel mendukung Gus Dur. Begitupun jika FPI yang turun tangan, pihak Gus Dur tetap akan menghadapinya.Jika tempat peribadatan akan dipindahkan, biar pemda yang menentukan. Pihak sekolah diminta tidak usah takut jika ada tindakan-tindakan yang mengarah kekerasan. "Biar kita ajukan sampai pengadilan," katanya dengan nada tinggi. Gus Dur juga memerintahkan banser NU untuk menjaga Sekolah Sang Timur sampai keputusan pemda tentang kasus ini keluar. Menurut koordinator lapangan banser NU, Karman, untuk hari ini saja telah diturunkan 100 personil banser NU untuk pengamanan Gus Dur. "Selanjutnya, tentang pengamanan Sekolah Sang Timur tergantung perintah langsung dari Gus Dur," ujar Karman. Ami Afriatni - Tempo