TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta eks pedagang kaki lima Tanah Abang tidak perlu khawatir tidak mendapat tempat di Blok G Pasar Tanah Abang. Dia mengaku menyadari ada banyak pedagang dari lokasi lain yang juga ikut mendaftar untuk memperoleh tempat di sana.
"Nanti akan kami cocokan pendaftar dan pedagang asli yang digusur," ujar Ahok, begitu Basuki biasa disapa, Selasa 13 Agustus 2013. Mereka yang digusur akan mendapat prioritas.
Untuk itu, Ahok meminta pedagang asli di Tenabang yang nantinya lolos verifikasi mengawasi penggunaan kios di Blok G oleh rekannya. "Jangan sampai ada pedagang nakal," kata Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan bahwa kios Blok G adalah untuk pedagang kaki lima asli yang kena gusur. Di luar ini, Ahok menyatakan, akan diatur setelah semua PKL asli mendapat jatahnya.
Kepastian Ahok ini disampaikan setelah sejumlah pedagang Blok G Tanah Abang mengadu soal penertiban pasar. Taufik, salah seorang pedagang, mengatakan ada beberapa pendaftar yang sebenarnya bukan pedagang Tanah Abang.
"Mereka pedagang dari Jatinegara, Bekasi, bahkan ada juga dari Blok A dan B yang ingin buka cabang," kata Taufik di Balai Kota pada Selasa, 13 Agustus 2013. Pedagang-pedagang ini, Taufik melanjutkan, menyaru atau mengaku sebagai pedagang setempat.
Selain itu, ada juga mereka yang bukan pedagang tapi berniat punya lapak untuk disewakan. Bermodal Kartu Tanda Penduduk DKI, mereka mendaftar untuk memiliki satu dari 968 unit lapak di Blok G. "Nanti kalau sudah menempati pasti disewakan."
Syarat untuk memiliki lapak di Blok G memang mudah. Siapapun yang ber-KTP DKI Jakarta bisa mendaftar. Padahal kios di Blok G ini semula diperuntukkan sebagai konpensasi bagi para pedagang kaki lima yang digusur dari badan jalan.
"Tapi karena dibuka lebar semua bisa daftar sementara yang tadinya pedagang kena gusur malah tidak dapat," kata Taufik. Saat ini sudah ada 942 pedagang mendaftar. Dengan rincian 844 pedagang ber-KTP DKI dan 98 lainnya non-DKI.
