Presiden SBY : Parsel Diberikan Dari Yang Mampu Kepada Yang Tidak Mampu
Reporter
Editor
Kamis, 4 November 2004 19:37 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Untuk mencegah pro- kontra yang berkepanjangan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendadak mengunjungi pedagang dan pengrajin parsel di stasiun Cikini, Kamis (4/1) sekitar pukul 14.30 wib. SBY tidak lama, hanya sekitar 15 menit dilokasi tersebut. Selain melihat-lihat kondisi perdagangan parcel, Presiden juga memborong sejumlah parsel. Menurut Ny.Eva Dian Amriati yang parcelnya sempat dibeli Presiden. SBY membeli dua parsel dari tokonya, masing -masing seharga Rp 600 ribu dan Rp 400 ribu untuk jenis parsel makanan. Menurut pemilik Toko MM Fadhil, SBY tidak banyak bicara, Presiden hanya sempat mengatakan, "sebenarnya parcel ini tidak dilarang, hanya alangkah baiknya yang begini ini tidak diberikan untuk orang yang mampu tetapi kepada orang yang tidak mampu," kata Ny. Eva menirukan ucapan presiden.Eva sendiri mengaku sempat menyampaikan keluhan lesunya penjualan parsel menyusul isu larangan menerima parsel bagi pejabat negara. Padahal menurutnya ia telah terlanjur investasi dengan modal cukup besar dari hasil pinjam ke bank. Selain toko Eva, ada 6 toko lain yang sempat dibeli oleh SBY, masing-masing toko SBY membeli 2 buah parcel yang menurut Ny Eva akan diserahkan ke panti Jompo. SBY yang datang didampingi Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Juru Bicara Presiden Andi Malarangeng hanya sekitar 15 menit kemudian melanjutkan perjalanan. Menurut, Ketua Persatuan Pedagang dan Pengrajin Keranjang Parsel, Rizki sejak ada penyataan dari anggota Komisi Pemberantasan Korupsi Eri Riyana yang mengimbau pejabat dilarang menerima parsel, omset penjulanan tokonya turun drastis. Penurunanya mencapai 50 hingga 70 persen dari hari sebelumnya. Kondisi ini menurut Rizki dirasakan tidak hanya pedagang di sekitar Jabotabek. Tetapi imbasnya sampai ke Cirebon dan Jepara. "Sekarang di Jepara yang biasa memasok keranjang parsel, ribuan keranjang parcel menumpuk dan tidak jadi dikirim ke Jakarta," kata Rizki yang asal Jepara ini. Tokonya yang bisanya pada hari menjelang lebaran dapat meraup omset sekitar Rp 14 juta sehari. Namun sejak ada imbauan omsetnya melorot, sehari hanya mampu mengumpulkan Rp 5 juta. "Itupun masih dengan banting harga," katanya. Namun diakui Rizki sejak aksi demo ke DPR disusul dengan kunjungan komisi 6 DPR RI, geliat penjualan parsel mulai meningkat kembali. "Sekarang omset kami mulai naik yang tadinya Rp 5 juta sehari sekarang sudah Rp 8,5 juta sehari," ujarnya. Menurut Rizki penjualan parsel paling laku hanya pada hari tertentu seperti 10 hari setelah puasa hingga 3 hari menjelang lebaran. Hari ini sekitar 200 orang pedagang dan pengrajin keranjang parsel dari sejumlah tempat diantaranya pedagang dari Jalan Samali- Pasar Minggu, Jalan Barito dan Stasiun Cikini juga mendatangi Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi mereka mendesak KPK untuk mencabut pernyataan tentang larangan menerima parsel. Meski Eri Riyana telah menyatakan minta maaf, menurut Rizki, pihaknya menyesalkan pernyataan maaf tersebut tidak diucapkan secara terbuka di depan media massa.Ramidi