Derasnya aliran sungai Ciliwung dikawasan Manggarai, Jakarta, Selasa (15/1). Hujan yang mengguyur Jakarta dan Bogor, mengakibatkan meluapnya air sungai Ciliwung sehingga merendam ratusan rumah dibantaran sungai. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum menandatangani kontrak pekerjaan konstruksi dan supervisi normalisasi Kali Ciliwung senilai Rp 1,2 triliun. Penandatanganan dilakukan di gedung Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2013.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Mohamad Hasan, mengatakan normalisasi Kali Ciliwung mensyaratkan relokasi 34 ribu keluarga di bantaran sungai itu. "Masalah sosial ini bila tidak ditangani secara intensif akan membuat pekerjaan tersebut selesai lebih lama," kata Hasan dalam keterangan tertulis, Rabu, 4 Desember 2013.
Menurut dia, normalisasi Kali Ciliwung adalah proyek strategis. Oleh karena itu, pengerjaannya harus cepat dan tepat mutu, baik waktu maupun biaya. Pekerjaannya dibagi ke dalam empat paket konstruksi dan juga supervisi yang seluruhnya makan waktu tiga tahun. "Pekerjaan rumah selanjutnya adalah menyelesaikan Kali Krukut dan Cipinang Hulu," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta Rudi Siahaan berharap, dengan adanya normalisasi Kali Ciliwung, masalah banjir bisa tertangani secara permanen. Menurut dia, yang juga bisa menjadi obat mujarab penanganan banjir akibat luapan Ciliwung adalah rencana membuat sodetan.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.