Bendungan Katulampa, Sindangsari, Bogor Timur, Jawa Barat, Senin (19/11). Bendungan Katulampa merupakan pintu air tempat mengatur debit air Sungai Ciliwung, yang dapat menentukan apakah Jakarta akan banjir atau tidak. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantu pemerintah Jawa Barat melestarikan kawasan hulu Ciliwung, Cisadane, dan Pesanggrahan. Hal itu guna mengurangi debit air di sungai-sungai yang melintasi Jakarta tersebut.
"DKI harus mulai memikirkan kebijakan pendanaan untuk jasa lingkungan," kata Arnold Sitompul, Direktur Program Yayasan Kehati, Kamis, 23 Januari 2014. Program ini layak dijalankan bersamaan dengan pembangunan Waduk Sukamahi dan Waduk Cimahi serta sodetan Ciliwung-Cisadane. "Tidak akan cukup dengan waduk saja."
Subsidi pelestarian alam itu ditujukan untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, Cisadane, dan Pesanggrahan yang berada di Jawa Barat. Sesuai aturan tata ruang, 50 meter dari tepi sungai haram digunakan selain untuk jalur hijau. "Pembukaan lahan untuk pertanian dan permukiman di sana harus dihentikan, lalu dikembalikan jadi hutan," ujar Arnold. Dia mengatakan Jawa Barat bakal kesulitan menjalankan program itu sendirian.
Arnold belum memiliki perhitungan besaran biayanya. Sebagai perbandingan, pembangunan Waduk Ciawi membutuhkan 107,3 hektare dan Sukamahi 24,8 hektare, dan menggusur 170 keluarga. Di luar pembebasan tanah, dana yang dibutuhkan tidak kurang dari Rp 1,9 triliun. "DKI harus mengalokasikan sebagai pendapatan asli daerahnya untuk membenahi kawasan hulu tersebut," katanya. "Warga yang ada di sana juga harus mendapat alternatif sumber ekonomi."
Kehati berharap kerja sama DKI dan Jawa Barat bisa jadi contoh penanganan lingkungan lintas batas di Indonesia. Metode itu dikenal dengan payment for environmental services. Dengan metode ini, pemerintah yang menjaga hutannya mendapat subsidi dari daerah lain yang memiliki kepentingan di aliran sungai yang sama. "Sudah waktunya pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat membuat kebijakan hukum untuk skema ini," kata Arnold.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.