Anggota TNI membantu warga membersihkan masjid jami di kawasan Bidara Cina, Jakarta, (27/1). Banjir menyisakan sampah dan lumpur di jalan dan rumah-rumah penduduk. TEMPO/Eko Siswono
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir besar yang bolak-balik terjadi di Jakarta dalam dua pekan yang lalu menyisakan lumpur dan sampah dalam jumlah yang luar biasa. Data dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta menyebutkan sampah yang tersangkut di sungai dan pemukiman mencapai 3.350, 68 ton.
Kepala Dinas Kebersihan, Unu Nurdin, dalam keterangan tertulisnya mengatakan sampah itu terkumpul sejak 18 hingga 26 Januari 2014. "Kebanyakan sampahnya berupa kayu, bambu, kasur, kulkas, televisi, dan furnitur," katanya, Senin, 27 Januari 2014.
Sampah-sampah banjir itu terutama menumpuk di Jembatan Kalibata, Jembatan Kampung Melayu, Pintu Air Manggarai, Pintu Air Pluit dan Perintis Kemerdekaan. Untuk mengangkutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 53 truk sampah dan enam unit eskavator.
"Tetapi instalasi listrik dan telepon yang berada di sekitar lokasi membuat manuver eskavator kurang leluasa," kata Unu.
Selain membersihkan sampah, Dinas Kebersihan juga bertugas mengoperasikan fasilitas toilet mobile dan menyediakan air bersih. Selama banjir, ada 35 mobil toilet dan empat truk air bersih yang digunakan. "Satu mobil toilet bisa digunakan oleh seribu orang sebelum disedot," katanya.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.