16 Pembantu Istri Jenderal Ikut Pemulihan Mental
Editor
Nur Haryanto
Senin, 24 Februari 2014 10:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 16 pembantu rumah tangga (PRT) yang dipekerjakan di rumah milik Mutiara Situmorang, istri dari Brigadir Jenderal (Purn) Mangisi Situmorang, kini tinggal di Rumah Perlindungan Trauma Centre (RPTC) milik Kementerian Sosial. Di tempat yang biasa disebut Rumah Aman itu, para pembantu tersebut menjalani pemulihan mental dan mendapatkan pelatihan berbagai keterampilan, seperti menjahit dan memasak, serta komputer dan otomotif untuk yang pria.
Pantauan Tempo, Rumah Aman merupakan sebuah kompleks dengan luas sekitar 1 hektare. Berada sejauh 150 meter dari jalan utama, kompleks itu terlihat tersembunyi. Hanya ada beberapa rumah di sebelah kanan jalan menuju gerbang kompleks. Sedangkan di sepanjang sisi kiri merupakan tanah kosong berilalang tinggi.
Tak ada papan nama di gerbang hitam setinggi 3 meter milik RPTC. Satu-satunya celah merupakan pintu kecil di sebelah kanan gerbang dengan pos keamanan sebagai bangunan pertama yang Tempo temukan. Papan nama Kementerian Sosial ternyata ada di dalam kompleks di halaman rumput seberang pos. (baca: Istri Dituduh Sekap PRT, Jenderal Mangisi Minta Maaf ke Kapolri)
Kompleks tersebut terdiri dari setidaknya sepuluh bangunan berbentuk rumah yang bercat putih dan krem. Setiap bangunan terhubung oleh jalan beraspal yang di pinggirnya rapi ditanami pepohonan dan rumput.
Bangunan yang ditempati RPTC sendiri merupakan bangunan berlantai satu yang bercat putih dengan pintu kaca berlapis kaca film hitam. Di depan pintu terdapat sebuah meja resepsionis. Jika pengunjung menghadap ke meja, di sebelah kanannya terdapat sebuah koridor mirip koridor rumah sakit berlantai keramik putih. Di ujung sisi kiri-kanan koridor merupakan taman dengan rumput yang berujung pada kamar-kamar. (baca: Aniaya Pembantu, Jenderal dan Istrinya Terancam 15 Tahun Penjara)
Hari Yana Sanjaya, petugas di RPTC, mengatakan bahwa penghuni Rumah Aman biasanya merupakan tenaga kerja Indonesia yang menjadi korban kekerasan fisik maupun seksual di negara penempatan. Di tempat ini, mereka akan mendapatkan pemulihan trauma mental akibat kasus kekerasan yang dialami. "Paling banyak para TKI yang dianiaya majikannya di negara penempatan," kata Hari kepada Tempo saat ditemui di Rumah Aman, Ahad, 23 Februari 2014.
Ia berujar, mereka yang dideportasi karena berbagai alasan biasanya kembali ke Rumah Aman untuk memulihkan psikis dan mendapatkan pelatihan agar siap bergabung kembali ke masyarakat. Untuk itu, Hari menjelaskan, Kementerian Sosial juga memfasilitasi Rumah Aman dengan tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat, psikolog, dan psikiater untuk memulihkan para korban.
Suasana hening memang langsung hinggap saat melangkah masuk ke dalam gerbang. Tempo tak menemui siapa pun dan tak ada kesibukan yang terlihat di halaman. "Kami memang menciptakan suasananya agar menenangkan," kata Hari.
LINDA HAIRANI
Berita terkait
Penganiayaan Pembantu, Istri Jenderal Diperiksa Senin
Alasan Brigjen Mangisi Punya 16 Pembantu,
16 Pembantu di Rumah Jenderal, Bagaimana Bagi Tugasnya?