Suami terduga kasus penyekapan dan penganiayaan Pembantu Rumah Tangga (PRT) Brigjen (Purn) Mangisi Situmorang (kiri) memberi penjelasan pada wartawan tentang berita penyekapan 17 PRT di Bogor, Jabar, Sabtu (22/2). Brigjen (Purn) Mangisi Situmorang membantah, isterinya telah melakukan penyekapan dan penganiayaan PRT dan siap dilakukan proses pemeriksaan oleh kepolisian Bogor untuk menuntaskan kasus tersebut. ANTARA/Jafkhairi
TEMPO.CO, Brebes - Dua di antara 16 pembantu rumah tangga (PRT) di rumah Brigadir Jenderal (Purn) Mangisi Situmorang di Bogor, Jawa Barat, adalah pasangan suami-istri asal Dusun Sembung, Desa Pamulihan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes. Mereka adalah Carti, 17 tahun, dan suaminya, Wartas, 23 tahun.
Kepada ayahnya, Carti menceritakan ihwal majikan tempat ia dan suaminya baru bekerja sekitar sepekan. “Majikan lelaki katanya pejabat polisi. Wadonane (istrinya) galak,” ujar Warpin, 37 tahun, ayah Carti, Senin, 24 Februari 2014. Namun Carti tidak menjelaskan ihwal perangai istri majikannya. (Baca juga: Penganiayaan Pembantu, Istri Jenderal Diperiksa Senin)
Menurut Warpin, Carti tidak cerita apakah pernah dianiaya oleh majikannya. Carti hanya mengabarkan sejumlah orang tua dari rekan kerjanya sesama PRT di rumah jenderal itu datang ke kantor polisi untuk membesuk. “Kami tidak punya uang untuk ke sana,” ujar Suniti, ibu Carti.
Warpin mendengar kabar buruk ihwal nasib anaknya pada Jumat pekan lalu. Malam itu Carti menelepon. Di awal percakapan, Carti menanyakan apakah ayahnya menyaksikan berita di televisi yang mengabarkan ihwal penyekapan belasan PRT di rumah seorang jenderal polisi di Bogor.
Selain dari telepon Carti, Suniti dan Warpin belum menerima konfirmasi dari pihak kepolisian ihwal kondisi anak dan menantunya. “Carti bilang kami tidak usah menjemput ke Bogor. Katanya kalau sudah selesai dimintai keterangan akan diantar pulang,” kata Suniti.
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Brebes Rini Pujiastuti mengaku belum menerima informasi ihwal dua warganya yang bekerja sebagai PRT di rumah perwira tinggi polisi itu.
“Besok kami ke rumah orangtuanya,” kata Rini saat dihubungi Tempo.