Siapa Bimo Putranto, Eks Tim Sukses Jokowi
Editor
MC Nieke Indrietta Baiduri
Rabu, 12 Maret 2014 06:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -- Michael Bimo Putranto, sosok yang dituding bermain itu sebenarnya bukan orang asing bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mereka sama-sama politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dari Solo, Jawa Tengah. Ketika Jokowi terpilih menjadi wali kota pada 2005, laki-laki 41 tahun itu duduk di Dewan Perwakilan Daerah kota yang sama.
Sebagai Wakil Ketua PDI Perjuangan Solo, Bimo termasuk dalam tim sukses Jokowi yang berpasangan dengan F.X. Hadi Rudyatmo, Ketua PDI Perjuangan Solo, pada pemilihan wali kota. Meskipun pada Pemilihan Umum 2009 Bimo gagal kembali ke kursi Dewan, tapi peran politiknya tak pernah jauh dari Jokowi. Apalagi ia kemudian ditunjuk menjadi Wakil Ketua PDI Perjuangan Jawa Tengah.
“Selama di Solo, mereka memang terlihat dekat, tapi saya tak tahu seperti apa kedekatannya,” kata Bambang Wuryanto, Ketua PDI Perjuangan, tentang hubungan Jokowi dan Bimo. (Baca:Jokowi: Banyak Orang Klaim Dekat dengan Saya)
Bimo ikut pindah Jakarta ketika Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta Jokowi ikut bertarung pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. (Baca: PDIP Bantah Bimo Tim Sukses Jokowi)
Bimo bergabung dengan tim relawan Jokowi yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama--politikus Partai Golkar yang diajukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Pasangan ini memenangi pemilihan dalam dua putaran.
Bimo tak menyangkal kabar tentang hubungan politiknya yang dekat dengan Jokowi. Menurut dia, hubungan itu sebatas kolega partai. “Kami dari daerah yang sama,” ujar alumnus Teknik Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini. (Baca: Kata Jokowi Soal Eks Tim Suksesnya di Proyek Busway dan Jokowi: Serangan Politik Sudah Biasa)
Nama Michael Bimo Putranto disebut-sebut terlibat dalam Proyek pembelian bus Transjakarta senilai Rp 1,5 triliun oleh pemerintah DKI Jakarta yang diduga bermasalah. Bimo yang juga Presiden Pasoepati, klub pendukung Persis Solo, seperti dikutip laporan majalah Tempo edisi Senin, 10 Maret 2014, disinyalir turut bermain dalam proyek pengadaan busway.
Persoalan proyek ini meledak awal Februari 2014 ketika ditemukan banyak kerusakan pada sebagian dari 90 bus baru yang diparkir di Unit Pengelola Transjakarta di Cawang, Jakarta Timur. Baru sehari diresmikan pengoperasiannya oleh Gubernur Jokowi, yakni pada 15 Januari 2014, beberapa bus mogok. (baca: Aneka Masalah Bus Transjakarta Baru Jokowi)
Dari 30 bus gandeng yang diluncurkan itu, 12 di antaranya tak bisa berjalan keesokan harinya. Pengelola Transjakarta menemukan macam-macam kerusakan. Yang “ringan” adalah pintu sulit dibuka dan penyejuk udara sering mati. (baca: Aneh, Lelang Busway Cacat Tak Libatkan BPKP)
Pada 12 Februari 2014, Udar Pristono diberhentikan dari jabatan Kepala Dinas Perhubungan DKI, yang didudukinya sejak Juni 2010--pada pemerintahan Fauzi Bowo. Kini dia “diangkat” menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan. (baca: Bus Berkarat, Jokowi Copot Kepala Perhubungan)
RUSMAN PARAQBUEQ, AMRI MAHBUB, MARIA HASUGIAN, IRA GUSLINA SUFA (JAKARTA), AHMAD RAFIQ (SOLO)
Berita Lainnya:
Serba 5 di Malaysia Airlines: 5 Balita, 5 Tak Terbang
PSSI Pertahankan Program Timnas U-19 hingga 2017
Gunung Slamet Waspada, Tercatat 450 Gempa
Dukun Kondang Ikut Cari Malaysia Airlines