Pedagang Kaki Lima merebut barang dagangannya saat ditertibkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di kawasan Monas, Jakarta, Rabu (11/9). Penertiban PKL rutin tersebut guna mengembalikan fungsi kawasan yang bebas dari pedagang. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga mengatakan pesta rakyat ala Pekan Rakyat Jakarta 2014 di Monas, Jakarta Pusat, justru akan memancing pedagang kaki lima (PKL) untuk datang ke sana. Hal itu bertentangan dengan keinginan Pemprov DKI membersihkan Monas dari PKL.
"Karena anggapan PKL, kalau ada pesta maka boleh jualan di sana. Coba kamu cek, kalau ada pesta rakyat di Monas, ya isinya orang jualan juga kan," ujarnya, Rabu, 11 Juni 2014.
Masalah PKL yang masih berkeliaran di kawasan Monas selama ini membuat Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kesal. Menurut dia, keberadaan PKL itu membuat kawasan Monas kotor. (Baca:Ahok: Denda Rp 20 Juta PKL Monas Sudah Berlaku)
Ia berencana menerapkan serangkaian cara untuk mengusir PKL agar tidak berdagang lagi, terutama di pusat kawasan Monas. Salah satu cara yang akan dipakai adalah lewat pendekatan personal.
Nirwono menyarankan Pemprov DKI Jakarta segera memindahkan pusat kegiatan rakyat dari Monas ke kawasan lain. Menurut dia, hal itu akan efektif untuk mengusir PKL dari Monas.
Nirwono berkata, tak sedikit kawasan yang bisa dijadikan pusat kegiatan rakyat di Jakarta. Di Jakarta Selatan, misalnya, ada Blok S, sedangkan di Jakarta Pusat ada Lapangan Banteng. (Baca: Hari ini, Pekan Rakyat Jakarta Dibuka di Monas)
"Kalau landmark-landmark itu dihidupkan, pasti PKL-PKL akan pindah ke sana dan tidak memenuhi Monas lagi. Di satu sisi, ini juga akan mencegah tumbuhnya parkir liar di Monas," ujarnya.
Nirwono mengatakan kawasan Monas sesungguhnya tidak dibuat sebagai lokasi kegiatan rakyat, tetapi lokasi monumental. Oleh karena itu, sejak awal, tidak ideal Monas dijadikan lokasi pesta yang memancing PKL datang. "Dulu kan sampai dipagari oleh Sutiyoso agar fungsinya terjaga," ujarnya. (Baca:Jajan di PKL Monas Kena Denda Rp 20 Juta)
