AS, Inggris, dan Australia Protes Guru JIS Ditahan  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 15 Juli 2014 20:36 WIB

Kepala Sekolah JIS Timmothy Carr memberikan keterangan kepada media terkait William James Vahey, mantan guru JIS, yang ditetapkan sebagai tersangka paedofil oleh Federal Bureau of Investigation (FBI), di depan sekolah Jakarta International School (JIS), Jakarta, Rabu (23/4). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Inggris, Australia, dan Amerika Serikat di Jakarta mengeluarkan pernyataan bersama terkait dengan kasus Jakarta International School (JIS). Ketiganya prihatin atas penahanan dua guru JIS pada Senin malam, 14 Juli 2014. (Baca: Guru JIS Diduga Pakai Obat 'Magic Stone')

"Selaku tiga kedutaan besar pendiri Jakarta International School (JIS), kami sangat prihatin atas penahanan sejumlah guru JIS," tulis siaran pers yang dikirim melalui Kedutaan Besar Amerika Serikat yang diterima Tempo, Selasa, 15 Juli 2014. "Kami percaya bahwa JIS dan para guru JIS telah bekerja sama dengan baik dengan pihak kepolisian, dan kami terkejut dengan perkembangan kasus tersebut, mengingat asas praduga tak bersalah dalam hukum Indonesia."

Dua guru yang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dalam kasus pelecehan seksual di JIS adalah Neil Bentlemen dan Ferdinand Tjiong. "Berdasarkan hasil gelar perkara diputuskan untuk dilakukan penahanan terhadap mereka," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto. (Baca: Dua Guru JIS Ditahan)

Pada Senin kemarin, Neil Bentlemen dan Ferdinand Tjiong diperiksa sejak pukul 13.30 sampai pukul 22.30. Selama pemeriksaan, keduanya mendapatkan 20 pertanyaan. Sebelum menjalani pemeriksaan, Neil dan Ferdi sempat menyatakan siap ditahan untuk menghargai proses hukum. Namun mereka tetap mengaku tidak bersalah dan mempertanyakan bukti yang ditunjukkan penyidik.

Menurut mereka, mereka ditetapkan sebagai tersangka tanpa alat bukti selain keterangan korban. "Saya sudah bekerja sama dengan polisi dengan menjawab pertanyaan penyidik. Tapi bukti tidak pernah ditunjukkan," kata Ferdi. "Tidak ada bukti. Saya harap hari ini kami dapat melihat bukti yang mereka tuduhkan atau yang menurut mereka dapat menjadi alat bukti," kata Neil.

NATALIA SANTI

Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS


Berita terpopuler lainnya:
Ahok Tetapkan Syarat Ini Waktu Sumbang Zakat
Berapa Keuntungan Adidas dari Piala Dunia 2014?
BI: Jangan Kaget dengan Uang NKRI

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

39 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

41 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

43 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

45 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

46 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya