Wali Kota Bekasi: Netizen Tak Paham Orientasi Pembangunan
Editor
Rini Kustiani
Senin, 13 Oktober 2014 05:26 WIB
TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menilai para penghuni jagat maya atau netizen memiliki cara pandang berbeda terhadap kondisi Kota Bekasi. Pernyataan ini disampaikan Rahmat untuk menanggapi perisakan (bullying), termasuk lewat meme, terhadap Bekasi di media sosial. (Baca: Dirisak, Pemkot Bekasi Mestinya Langsung 'Action')
Menurut Rahmat, pengguna jejaring sosial yang mengolok-olok Bekasi tak paham orientasi pembangunan kota yang terletak di wilayah timur Jakarta ini. Dia melanjutkan, Bekasi yang sepuluh tahun lalu didominasi masyarakat agraria kini menjadi pusat perdagangan dan jasa. "Ini dilakukan orang yang cara pandangnya berbeda, kurang bergaul, serta wawasan yang minim tentang arah pembangunan Kota Bekasi," kata Rahmat Effendi dalam siaran persnya, Ahad, 12 Oktober 2014. (Baca: Di Twitter, Warga Tantang Pemkot Bekasi Benahi Diri)
Terjadinya perubahan orientasi pembangunan itu kemudian mengubah kegiatan ekonomi, sosial, dan politik masyarakat Bekasi. Di wilayah perkotaan, kegiatan utama masyarakat berkutat di sektor perdagangan dan jalan dengan adanya pembangunan hotel serta pusat perbelanjaan dan jasa. "Pertumbuhan Kota Bekasi disesuaikan dengan rencana tata ruang dan willayah," katanya. (Baca: Bekasi Dirisak, Pemkot Bekasi Galang Dukungan)
Tumbuh suburnya infrastruktur perdagangan dan jasa, menurut Rahmat, menjadi bukti adanya kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Kota Bekasi. Sebab, Pemerintah Kota Bekasi memberian jaminan melalui regulasi serta kepastian dan perlindungan hukum. "Mereka percaya investasi menguntungkan di Kota Bekasi," ujar Rahmat. (Baca: Diejek Netizen, Begini Jawaban Bekasi di Twitter)
Perisakan yang ramai di media sosial kebanyakan menyinggung Bekasi sebagai kota yang semrawut, kotor, macet, dan panas. Contohnya ungkapan "Ke Bekasi jaraknya bisa dua hari, tidur saja di mobil. Kalau jalannya sudah gruduk-gruduk, berarti sudah sampai". Ada juga meme yang menggambarkan Kota Bekasi berada di antara matahari dan bumi.
Menurut Rahmat Effendi, hanya mereka yang memiliki cara pandang sempit dan iri terhadap pembangunan Kota Bekasi yang melontarkan ejekan semacam itu. "Mohon tidak meragukan komitmen saya membangun kota sesuai kesanggupan dan kemampuan yang saya bisa," katanya.
HAMLUDDIN
Topik terhangat:
Mayang Australia | Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Sanksi SBY Buat Nurhayati
Jadi Tangan Kanan Prabowo, Aburizal Enggan Mundur
Disfungsi Ereksi, Pria Ini Masukkan Baja ke Penis
PAN: Pindah Kubu seperti Menceraikan Istri Teman