Pelaksanaan BUMD Tidak Sesuai LPJ, Fraksi Partai Keadilan Cenderung Menolak

Reporter

Editor

Rabu, 30 Juli 2003 16:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Fraksi Partai Keadilan (F-PK) mencatat beberapa kelemahan laporan pertanggungjawaban (LPJ) Gubernur DKI tahun 2001. Diantaranya masalah pelaksanaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang tidak sesuai dengan yang dilaporkan dalam LPJ tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Dani Anwar, anggota Fraksi Partai Keadilan yang juga duduk di Komisi D, yang membahas masalah BUMD. Dani mengungkapkan, dalam LPJ-nya, Sutiyoso menyatakan yang tercantum Gubernur DKI tidak lagi duduk di badan pengawas BUMD. Namun kenyataannya Gubernur DKI Sutiyoso masih menjadi Ketua Badan pengawas PD Pasar Jaya. “Berdasarkan Perda Nomor 12 tentang PD Pasar Jaya, gubernur dilarang menjadi Badan Pengawas, begitu juga dengan Undang-Undang nomor 22 pasal 48 juga dilarang bahwa seorang gubernur ikut serta dalam perusahaan daerah. Jadi dari dua item ini saya merekomendasikan melalui fraksi saya untuk menolak LPJ Sutiyoso, karena itu melanggar Perda dan undang-undang,” kata Dani. Selain kelemahan tersebut masih banyak kelemahan lain yang dibahas di Komisi-komisi lain di DPRD DKI selain Komisi B. Sedangkan mengenai komitmen Gubernur berdasarkan pengamatannya memang ada peningkatan tetapi belum memuaskan. “Misalnya dalam hal pelayanan masyrakkat, masih ada kasus orang yang akan mengurus IMB sampai setahun lamanya, juga yang mau mengurus KTP masih susah,” katanya. Sementara itu, oleh Fraksi PPP juga menyoroti pelaksanaan BUMD, khususnya dalam hal pendapatan yang diperolehnya. Menurut perhitungan Syarief Zulkarnaen dari Fraksi PPP, pemasukan dalam pendapatan asli daerah (PAD) yang diperoleh dari BUMD, katanya, tidak sampai angka satu persen, yaitu hanya sekitar 0,38 persen saja. “Perusahaan-perusahaan daerah kenapa menjadi sangat memprihatinkan, padahal di zaman Belanda perusahaan daerah menjadi andalan. Dan, Belanda memperoleh manfaat yang paling besar,” katanya. Syarief menilai, dalam LPJ Sutiyoso disebutkan pendapatan daerah yang meningkat. Namun, pendapatan terbesar sebenarnya berasal dari pajak. “Sedang pajak itu sebenarnya membebani rakyat,” ujarnya. (Dimas Adityo-Tempo News Room)

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

6 menit lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

7 menit lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

7 menit lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

7 menit lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Pelatih Radhi Shenaishil: Timnas Irak U-23 Layak Tampil di Olimpiade Paris 2024

10 menit lalu

Pelatih Radhi Shenaishil: Timnas Irak U-23 Layak Tampil di Olimpiade Paris 2024

Setelah mengalahkan Timnas Indonesia, pelatih Irak U-23 Radhi Shenaishil menilai bahwa timnya layak melaju ke Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

11 menit lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Turnamen Piala Thomas dan Uber

18 menit lalu

Asal-usul Turnamen Piala Thomas dan Uber

Laga Piala Thomas dan Piala Uber berlangsung di Chengdu High-tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, Cina, sejak 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

27 menit lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

10 Anggota Gengster di Tangsel Ditangkap Setelah Serang dan Lukai 2 Orang di Bintaro

28 menit lalu

10 Anggota Gengster di Tangsel Ditangkap Setelah Serang dan Lukai 2 Orang di Bintaro

Polisi menangkap 10 anggota gengster di Tangsel setelah menyerang dan melukai dua orang di Bintaro.

Baca Selengkapnya

Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

30 menit lalu

Review Film Abigail: Horor Thriller Penculikan Vampir Dibalut Komedi dan Drama

Film Abigail bercerita tentang kawanan penculik menangkap seorang putri balerina, anak seorang tokoh dunia bawah tanah yang kuat

Baca Selengkapnya