Kompleks Lion Air Tangerang Langgar Siteplan

Reporter

Selasa, 23 Desember 2014 07:23 WIB

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Tangerang - Warga Cluster Harmoni, Perumahan Talaga Bestari, Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang menuding kompleks perkantoran, sekolah dan mess pramugari Lion Air yang mengepung cluster mereka telah melanggar siteplan.

" Ada perbedaan antara gambar yang ada di Siteplan dengan fakta yang ada di lapangan," ujar Ketua Rukun Warga Cluster Harmoni, Sutarno, kepada Tempo, Selasa 23 Desember 2014.

Salah satu yang mencolok dari perbedaan pada Siteplan adalah adanya empat pintu gerbang kompleks Lion Air." Yang sebenarnya cuma tiga pintu, kini menjadi empat pintu," katanya.

Pintu gerbang baru yang diduga melanggar Siteplan itu adalah, pintu gerbang yang berada persis di samping pintu gerbang cluster Harmoni yang merupakan akses keluar masuk satu-satunya milik warga.

" Jaraknya sekitar 10 meter, baru dibuat dan dibuka beberapa bulan terakhir ini," kata Sutarno.(Baca : Kompleks Lion Air di Tangerang Picu Banjir? )

Berdasarkan gambar tapak atau Site Plan yang diajukan PT Lion Mentari perusahaan yang menaungi Lion Air pada Agustus 2013 ke Dinas Tata Ruang Kabupaten Tangerang, di kawasan itu akan dibangun 16 gedung bertingkat 2, 3 hingga 4.

Belasan gedung untuk perkantoran, pusat pendidikan hingga mess pilot/co pilot dan pramugari Lion Air tersebut berdiri diantara pemukiman warga.

Cluster Harmoni yang dihuni sekitar 300 kepala keluarga berada persis di samping kompleks perkantoran, sekolah dan posisinya kini sudah terkepung.

Sutarno mengaku terkejut setelah melihat langsung perubahan siteplan yang diperbarui Agustus 2013 tersebut." Kami sama sekali tidak tahu jika pembangunannya akan sedahsyat itu,"katanya.

Selaku perwakilan warga yang pemukimannya sangat terdampak dari pembangunan itu, Sutarno mempertanyakan kajian Amdal dari pembangunan kawasan itu." Karena kami sama sekali tidak pernah dilibatkan dari sisi ijin lokasi maupun ijin gangguan,"katanya. "

Selain itu dipertanyakan,"Bagaimana Lion Air menjamin perumahan kami tidak banjir, kelangsungan hidup warga kami kedepannya seperti apa? ini tanggungjawab siapa?."

Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kabupaten Tangerang Nono Sudarno mengatakan, jika memang ada perbedaan dari gambar tapak dengan fakta di lapangan kemungkinan besar Lion Air telah melanggar Siteplan." Indikasinya seperti itu,"katanya.

Tapi, kata Nono, untuk memastikan itu semua pihaknya perlu turun kelapangan untuk melakukan pengecekan langsung." Kami berharap warga membuat laporan tertulis dan memberikan informasi kepada kami terkait dugaan pelanggaran tersebut,"katanya. <!--more-->

Tim teknis yang terdiri dari Dinas Tata Ruang, Dinas Cipta Karya dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Tangerang, kata Nono, akan segera meninjau lokasi tersebut.

Terkait mencuatnya keluhan warga akan keberadaan kompleks Lion Air, Nono menduga, perusahaan tersebut lalai dalam mengantisipasi dampak lingkungan dan dampak sosiak dari pembangunan kompleks perkantoran, sekolah dan mess pramugari di Perumahan Talaga Bestari, Sindang Jaya." Dampak operasional kawasan itu akan terasa sekali oleh warga sekitar," katanya.

Nono mengatakan, dampak lingkungan dan sosial dari pembangunan suatu kawasan bisa diantisipasi dari proses pembuatan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan sebelum kawasan itu dibangun.

Kajian Amdal, kata dia, meliputi ijin lingkungan dan ijin gangguan dari warga sekitar yang berada disekitar kawasan itu." Pertanyaannya apakah warga cluster Harmoni dilibatkan dalam proses kajian Amdal dibuat?,"katanya.

Dalam proses pembangunan kompleks Lion Air di kawasan itu, menurut Nono, Tata Ruang memberikan rekomendasi ijin pemanfaatan ruang." Karena kawasan itu sesuai peruntukan dibangun perumahan, kawasan bisnis dan niaga," kata dia.

Masalah jalan, sampah dan banjir yang kini dipersoalkan warga, menurut Nono, sebagian kecil dari dampak lingkungan yang ditimbulkan dari berkembangnya pembangunan satu kawasan.(Baca : Lion Air Dituding Rampas Jalan Warga )

Sebelumnya, warga warga Cluster Harmoni di perumahan Talaga Bestari, mengeluhkan keberadaan perkantoran sekolah dan mes pramugari Lion Air yang kini mengepung kompleks itu.

Selain, telah 'merampas' akses utama satu satunya menuju cluster itu, pembangunan sejumlah gedung bertingkat di kawasan itu telah menyebabkan banjir ketika hujan tiba. Selain itu, warga juga mengeluhkan tempat sampah, parkir liar, jalan tanpa ada lampu penerangan di kawasan itu.

Kepada Tempo, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait membantah semua tudingan warga tersebut. Ia berjanji akan membuka dialog terbuka kepada warga sekitar terkait masalah yang dikeluhkan." Silahkan warga mengirimkan surat resmi dengan korps surat RW, RT setempat,"katanya.

Edward mengakui korporasi sengaja membangun kawasan tersebut untuk fasilitas pusat pendidikan dan perumahan karyawan dan kru Lion Air.

" Ada 30 hektar lahan yang akan kami garap," katanya. Menurut Edward, pembangunan kawasan itu ditargetkan rampung dua tahun ke depan. Ia mengungkapkan, akan ada 30 ribu karyawan Lion Air yang akan menempati kawasan itu.

JONIANSYAH


Berita Terpopuler
Ignasius Jonan, Penggusur Paling Aktif pada 2014
Lulung Cs Dapat Mobil Mewah
Warga Kali Angke Periksa Wartawan, Ada Apa?
Kampung Pulo Terendam Banjir 2 Meter

Berita terkait

Pemerintah Dorong Pertumbuhan Perkotaan Berkelanjutan

16 Desember 2023

Pemerintah Dorong Pertumbuhan Perkotaan Berkelanjutan

RDTR bukan hanya sebagai alat perencanaan, tetapi juga sebagai wahana inovasi yang juga mempertimbangkan beberapa isu global yang dihadapi

Baca Selengkapnya

Pakar Tata Kota Sebut Tata Ruang Jakarta Jadi Pemicu Banjir

27 Oktober 2022

Pakar Tata Kota Sebut Tata Ruang Jakarta Jadi Pemicu Banjir

Nirwono Joga menyebut banjir Jakarta adalah konsekuensi logis.

Baca Selengkapnya

Terbang Perdana Rute Ambon-Langgur, Lion Air Gunakan Boeing 737-800

16 Juni 2022

Terbang Perdana Rute Ambon-Langgur, Lion Air Gunakan Boeing 737-800

Maskapai Lion Air memulai terbang perdana di wilayah Maluku dengan rute

Baca Selengkapnya

Malindo Air Resmi Berganti Nama Batik Air

3 Mei 2022

Malindo Air Resmi Berganti Nama Batik Air

Malindo Air, maskapai regional yang berbasis di Malaysia, mengumumkan secara resmi berganti nama menjadi Batik Air.

Baca Selengkapnya

Thai Lion Air Tambah Frekuensi Terbang Jakarta-Bangkok, Tiket Rp 1,4 Juta

19 April 2022

Thai Lion Air Tambah Frekuensi Terbang Jakarta-Bangkok, Tiket Rp 1,4 Juta

Thai Lion Air menambah frekuensi terbang Jakarta-Bangkok menjadi tiga kali 3 kali seminggu, mulai 1 Mei 2022

Baca Selengkapnya

Hormat kepada Dosen yang Ubah Cara Pandangnya, Ridwan Kamil Kirim Batik dan Foto

28 Agustus 2021

Hormat kepada Dosen yang Ubah Cara Pandangnya, Ridwan Kamil Kirim Batik dan Foto

Ridwan Kamil mengenalkan dosen pembimbingnya saat mengambil magister di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta DKI Dinobatkan Sebagai Kota dengan Tata Ruang Kota Terburuk di Dunia

25 Agustus 2021

Fakta-fakta DKI Dinobatkan Sebagai Kota dengan Tata Ruang Kota Terburuk di Dunia

Jakarta mendapat peringkat pertama kota dengan desain perencanaan tata ruang kota terburuk di dunia. Apa kata DPRD DKI dan pakar?

Baca Selengkapnya

Penumpang Sepi, Wings Air Belum akan Terbang ke Aceh

2 Juni 2020

Penumpang Sepi, Wings Air Belum akan Terbang ke Aceh

Maskapai berjadwal Wings Air dipastikan tetap menunda penerbangan ke sejumlah bandar udara di Provinsi Aceh.

Baca Selengkapnya

Lion Air Kembali Terbang Hari Ini, Ada Syarat Bagi Penumpang

1 Juni 2020

Lion Air Kembali Terbang Hari Ini, Ada Syarat Bagi Penumpang

Maskapai Lion Air akan kembali beroperasi pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Ada Larangan Mudik, Lion Air Belum Pangkas Frekuensi Penerbangan

30 Maret 2020

Ada Larangan Mudik, Lion Air Belum Pangkas Frekuensi Penerbangan

Lion Air belum mengubah frekuensi penerbangan selama mudik lebaran 2020.

Baca Selengkapnya