PLN Ancam Putus Listrik, Anak Buah Ahok Menjawab  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 24 Desember 2014 04:22 WIB

Warga menaiki tangga menuju kamar apartemennya di lantai enam dengan bantuan cahaya dari ponselnya saat pemadaman listrik berlangsung selama dua minggu di Buenos Aires, Argentina (26/12). (AP Photo/Victor R. Caivano)

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono memprotes rencana PLN yang akan mematikan listrik di kantor-kantor Pemerintahan DKI. Menurut dia, Pemerintah DKI pasti akan membayar tagihan listrik yang tertunggak. "Kami bukan rumah tangga pribadi yang tak punya duit," katanya usai rapat pimpinan di Balai Kota, Senin, 22 Desember 2014.

PLN, kata dia, berencana mematikan listrik di fasilitas milik pemerintah yang belum membayar tagihan. Seperti di rumah pompa air, kantor wali kota, Puskesmas kecamatan, kantor Dinas Pekerjaan Umum, dan kantor Dinas Pariwisata. Menurut dia, kantor-kantor itu terlambat membayar listrik sekitar dua bulan. (Baca: Ahok Lapor Jokowi Gara-gara Listrik)

Heru mengatakan pembayaran itu terlambat lantaran dana yang dianggarkan dalam APBD 2014 tak cukup untuk membayar tagihan tersebut. Soalnya, tarif dasar listrik naik sejak Juli lalu. Nah, APBD 2015 yang akan digunakan untuk menutup kekurangan tersebut sampai saat ini belum disahkan. (Baca: Listrik Diputus, Dinas Pertamanan DKI: PLN Arogan)

Akibatnya, mereka belum bisa membayar tagihan listrik pada November-Desember ini. Selain masalah itu, kata dia, ada juga kantor yang sudah menganggarkan pembayaran itu tapi anggarannya belum cair, seperti di Dinas Pariwisata. (Baca: Asosiasi Pusat Belanja Keluhkan Pemadaman Listrik)

Menurut Heru, Sekretaris Daerah sudah meminta penundaan pembayaran tersebut ke PLN sejak November lalu. Dia juga menjanjikan ke PLN akan mempercepat pembayarannya pada Januari 2015. Namun, PLN tetap berkukuh mencabut listrik jika pemerintah tak membayar tunggakan hingga 20 Desember lalu. Pegawai di Dinas Pekerjaan Umum pun malah diadili karena tak membayar tagihan di rumah pompa air. "Kan kacau," katanya. (Baca: Galian Tak Berizin Padamkan Listrik Jakarta Pusat)

Padahal, menurut Heru, biasanya mereka membayar listrik yang tak sedikit untuk bangunan-bangunan ini. Heru mencontohkan, untuk kantor wali kota, Pemerintah membayar sekitar Rp 800 juta-1 miliar per bulan. Ada pun Dinas PU biasa mengeluarkan dana hingga miliaran rupiah. "Masa tak ada toleransinya, tenggang waktu," katanya. (Baca juga: Gara-gara Tiang Listrik, Wagub Djarot Ngomel)

NUR ALFIYAH

Topik terhangat:
KSAL Baru | Lumpur Lapindo | Perayaan Natal | Susi Pudjiastuti | Kasus Munir

Berita terpopuler lainnya:
4 Rencana Menteri Susi yang Berantakan
Gubernur FPI Pantang Ucap Selamat Natal ke Ahok
Ahok Makan Babi, Ibu-ibu di NTT 'Klepek-klepek'





Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Aksi Pemadaman Lampu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

3 hari lalu

Aksi Pemadaman Lampu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

6 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

21 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Terjebak di Wahana Harry Potter 4 Wisatawan Gugat Universal Studio

21 hari lalu

Terjebak di Wahana Harry Potter 4 Wisatawan Gugat Universal Studio

Empat wisatawan terjebak, terluka fisik dan mental dalam wahana Wizarding World of Harry Potter di Universal Studio Hollywood

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

37 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

37 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

52 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya