Jakarta Sarang Mafia, 3 Mafia Ini Dibidik Ahok

Reporter

Kamis, 5 Februari 2015 08:38 WIB

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Gubernur DKI Jakarta. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta: Setahun menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama harus mengakui praktek korupsi di Pemerintah Provinsi DKI sudah berlangsung lama. Bahkan menurut Ahok, begitu biasa dipanggil, ia mendapati praktek-praktek itu terjadi di antara para birokrasi sendiri. "Jeruk makan jeruk," ujarnya kepada Tempo, 2 Maret 2014. Kini, dengan jabatan sebagai Gubernur, Ahok tak berubah. Ia masih kerap ceplas-ceplos menyebut soal mafia-mafia dalam birokrasi.

Berikut beberapa mafia yang pernah disebut-sebut Ahok:

1. Mafia Monas

Sulitnya menertibkan pedagang di Monas membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sekali-sekali tidak berbicara keras. "Pedagang juga butuh hidup," kata Ahok dalam acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, Sabtu, 13 Desember 2014.

Namun bukan Ahok namanya jika tidak menyampaikan masalah dengan sejelasnya. Ahok mempersoalkan adanya preman yang di Monas. Mereka, kata Ahok, semena-mena membagi-bagi wilayah Monas untuk kepentingan kelompok tertentu dan menimbulkan keresahan. "Bos-bos mafia preman yang pasang Pilox. Dipetakin," kata Ahok.

2. Mafia Lahan Proyek


Pusing dengan lamanya pembebasan lahan untuk proyek, Ahok mengusulkan penanggung jawab proyek untuk mengubah proses kerja. Ahok mengusulkan pembayaran harus bisa dilakukan sebelum pengerjaan proyek.

"Selama ini, warga 'disikat' dulu, lahannya dibayar belakangan," kata Ahok di Balai Kota, Kamis, 20 November 2014. Ahok menuturkan pembayaran yang dilakukan pada awal proyek dapat dimanfaatkan untuk membeli lahan dan tempat tinggal baru.

Cara itu, menurut Ahok, biasa dilakukan oleh mafia tanah yang berasal dari warga sekitar atau pun pegawai negeri sipil. "Proyek kami lama selesai karena kadang ada mafianya," ujarnya.

3. Mafia Pemakaman

Mahalnya biaya pemakaman di Jakarta tidak membuat heran Ahok. Dia mengatakan salah satu penyebab munculnya mafia makam berasal dari warga. Warga, kata dia, seolah berlomba untuk memakamkan anggota keluarganya di bagian terdepan kompleks makam. Fenomena ini kemudian dijadikan celah bagi petugas administrasi di setiap pemakaman.

"Akhirnya warga dan petugas negosiasi, terciptalah harga kavling makam yang mahal," kata Ahok

Jalan keluarnya, Pemerintah DKI kini menampilkan daftar kaveling yang tersedia di setiap taman pemakaman umum di pelayanan terpadu satu pintu tingkat kelurahan. Dengan layanan ini data ketersediaan kaveling makam yang transparan. Namun, Ahok memberi syarat agar program berjalan sukses. "Masyarakat harus bantu awasi," ujar Ahok, 22 Januari 2015.

EVAN | PDAT | PELBAGAI SUMBER

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

5 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

21 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

37 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

37 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

51 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

55 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

56 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya