Atasi Macet Jakarta, Pengamat: Ahok Kurangi Sepeda Motor

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Kamis, 5 Februari 2015 10:14 WIB

Terjadi kemacetan yang panjang saat kepolisian melakukan pemeriksaan tahap awal, dengan melakukan olah TKP di lokasi kecelakaan beruntun di jalan Arteri, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa 21 Januari 2015. Kecelakaan maut yang melibatkan tiga mobil dan enam motor tersebut memakan 4 korban jiwa. M IQBAL ICHSAN/ TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Kemacetan bukanlah hal yang aneh di Jakarta. Hampir setiap hari, penduduk Ibu Kota berhadapan dengan jalanan padat merayap, bahkan berhenti tak bergerak. Menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, butuh revolusi total untuk membenahi masalah kemacetan.

"Macet itu sudah masalah akut. Penanganan sudah sangat terlambat, tapi bukan berarti tak mungkin," katanya saat dihubungi pada Kamis, 5 Februari 2015.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah mempertegas regulasi sepeda motor. Djoko memuji upaya pemerintah mengurangi jumlah pembeli sepeda motor dengan menaikkan harga 30 persen. Namun dia menyayangkan banyaknya vendor nakal yang malah menutup kekurangan dana dengan biaya mereka sendiri. Pada akhir 2014, jumlah angkutan roda dua di Ibu Kota sebanyak 13.084.372 unit, dengan pertambahan 12 persen per tahun.

Djoko mengharapkan pemerintah daerah akan lebih berani memangkas jumlah pengguna sepeda motor. Dia menyarankan penghapusan pembayaran uang muka atau down payment serta mengurangi kapasitas mesin. "Maksimal 100 cc saja," ujarnya.

Selain itu, angkot harus mulai dibenahi aturannya. Menurut Djoko, kendaraan umum tersebut tak layak dioperasikan di jalan raya. Pergerakan yang lambat serta kebiasaan menaik-turunkan penumpang secara sembarangan dinilai menambah kemacetan. Kepemilikan pun harus diubah, tak lagi dioperasikan atas nama pribadi, tapi diatur oleh satu perusahaan yang jelas.

"Kalau perlu, angkot dibatasi di kompleks-kompleks saja," tuturnya. Hal ini diharapkan dapat secara perlahan mengurai kemacetan Ibu Kota.

Pada Rabu lalu, sejumlah media massa internasional merilis hasil penelitian lalu lintas yang dilakukan oleh produsen oli Castrol. Menurut indeks Magnatec Castrol Stop-Start, rata-rata terdapat 33.240 kali proses berhenti-jalan per tahun di Jakarta. Jika dibandingkan dengan kota lain, indeks stop-start di Jakarta menempati urutan pertama.

Indeks ini mengacu pada data navigasi pengguna Tom Tom, mesin GPS, untuk menghitung jumlah berhenti dan jalan yang dibuat setiap kilometer. Jumlah tersebut lalu dikalikan dengan jarak rata-rata yang ditempuh setiap tahunnya di 78 negara.

URSULA FLORENE SONIA

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

22 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

58 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

TomTom Traffic Index: London Termacet di Dunia, Jakarta Nomor Berapa?

11 Januari 2024

TomTom Traffic Index: London Termacet di Dunia, Jakarta Nomor Berapa?

TomTom Traffic Index kembali menerbitkan hasil survey kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di dunia. Ada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Mampang di Depok: Sudah Bikin Tambah Parah Macet dan Banjir, Mangkrak Pula

4 Januari 2024

Proyek Jembatan Mampang di Depok: Sudah Bikin Tambah Parah Macet dan Banjir, Mangkrak Pula

Warga Kota Depok mengeluhkan dampak proyek pembongkaran dan pembangunan ulang Jembatan Mampang di Jalan Raya Sawangan yang diduga tengah mangkrak itu.

Baca Selengkapnya

Baru Dilantik, Penjabat Bupati Bogor Ini Ditunggu Permasalahan dari Jalur Puncak sampai Parungpanjang

30 Desember 2023

Baru Dilantik, Penjabat Bupati Bogor Ini Ditunggu Permasalahan dari Jalur Puncak sampai Parungpanjang

Kabupaten Bogor selalu ramai setiap akhir tahun, penjabat Bupati Bogor baru dilantik diminta langsung bekerja di kawasan Puncak, antisipasi kemacetan.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Antisipasi Kemacetan di Jalan Tol hingga Lokasi Wisata saat Libur Nataru

5 Desember 2023

Kemenhub Antisipasi Kemacetan di Jalan Tol hingga Lokasi Wisata saat Libur Nataru

Kemenhub mengimbau masyarakat yang akan melakukan perjalanan saat libur Nataru mendatang agar memantau prakiraan cuaca.

Baca Selengkapnya

Cerita Anak-anak yang Nikmati Banjir di Simpang Mampang Depok

30 November 2023

Cerita Anak-anak yang Nikmati Banjir di Simpang Mampang Depok

Polisi jelaskan kronologi banjir yang surut dan meninggi lagi di Simpang Mampang, Depok, pada Rabu malam dan Kamis pagi 29-30 November 2023.

Baca Selengkapnya

Cerita Penonton Konser Coldplay asal Jawa Tengah: Perjuangan Setengah Tahun

16 November 2023

Cerita Penonton Konser Coldplay asal Jawa Tengah: Perjuangan Setengah Tahun

Konser Coldplay di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Rabu 15 November 2023, sukses menyedot banyak penggemarnya dari Jakarta dan luar Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kemacetan Lalu Lintas Lagi Usai Bubaran Konser Coldplay di GBK

16 November 2023

Kemacetan Lalu Lintas Lagi Usai Bubaran Konser Coldplay di GBK

Arus lalu lintas di sekitar kawasan GBK Senayan terpantau macet pasca-konser Coldplay, Rabu menjelang tengah malam 15 November 2023.

Baca Selengkapnya