TEMPO Interaktif, Jakarta: Ratusan pekerja rumah tangga, pekerja rumah tangga anak, aktivis, dan mahasiswa memadati sekeliling trotoar di Bundaran Hotel Indonesia pada hari ini, Sabtu (23/7).Mereka mengusung spanduk kain panjang bertulisan "Stop Pekerja Rumah Tangga Anak Di Bawah Umur 15 Tahun" dan membawa balon warna-warni bertuliskan sama.Menteri Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta berjalan ke tengah kolam air mancur di Bundaran untuk melepaskan melepaskan tiga ikat balon yang masing-masing menarik spanduk biru ke langit Jakarta yang bertulisan "STOP!!! Pekerjakan Anak Di Bawah Umur 15 Tahun"."Acara ini untuk memperingati Hari Anak Indonesia," kata Meutia di tengah aksi kampanye damai memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh hari ini.Aksi itu diikuti oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan, International Labour Organisation-International Programme on The Elimination of Child Labour (ILO/IPEC), Asosiasi Penyalur Pekerja Rumah Tangga Seluruh Indonesia (APPSI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), serta civitas akademika Fakultas Film dan TV Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dan Rumpun Gema Perempuan.Senior Program International Programe ILO/IPEC Panji Putranto mengatakan, ada tiga hal yang dikampanyekan dalam aksi damai itu. "Pertama, jangan pekerjakan pekerja rumah tangga anak di bawah 15 tahun, libur mingguan bagi para pekerja rumah tangga, terus akses pendidikan gratis bagi anak-anak keluarga miskin," katanya.Aksi itu juga mengampanyekan pengubahan istilah "pekerja rumah tangga" sebagai pengganti sebutan "pembantu rumah tangga". Pekerja rumah tangga anak yang berusia di bawah 15 tahun, kata Panji, pihak ILO/IPEC dan Universitas Indonesia pada 2003 mendata jumlahnya 688.132 orang. "(Sekarang) diperkirakan bertambah sekitar 20 persen dari angka itu (menjadi sekitar 800 ribuan)," kata dia.Ahmad Fikri