Wakil Presiden, Jusuf Kalla (kiri), bersama Gubernur DKI, Ahok, mengantar Jokowi di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 12 Desember 2014. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Dua hari lalu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali berduet dengan sekondan lamanya, Joko Widodo, yang kini jadi Presiden RI. Keduanya melakukan peninjauan atawa blusukan ke Kamal Muara, Jakarta Utara. Dalam kesempatan itu, Ahok sempat satu mobil dengan Joko Widodo atau Jokowi.
”Pak Presiden minta saya ikut mobil dia. Katanya supaya saya merasakan naik RI-1,” kata Ahok di Balai Kota, Jumat, 20 Februari 2015. RI-1 adalah pelat nomor mobil kepresidenan yang dipakai Jokowi. ”Di mobil dikasih tahu ada alat apa saja. Tapi saya enggak boleh turunin kaca, nanti power window-nya rusak,” kata Ahok seraya tertawa.
Lalu, apa saja yang dibicarakan mereka berdua? Ahok enggan menjawab. ”Mau tahu aja lu pembicaraan orang,” ujar dia berseloroh. “Kemarin itu kami enggak ngobrolin yang serius kok. Kami hanya ketawa-ketawa saja selama perjalanan. Tanya saja ajudan Presiden.” Ahok pun membantah jika dikatakan Jokowi berkonsultasi dengannya soal keputusan-keputusan penting yang akan diambilnya.
Ahok kemudian bercerita tentang pengalaman yang berkesan saat menumpang RI-1 adalah ketika dia diajak ikut sampai Istana Merdeka. ”Pas mobil masuk pintu gerbang, kan, pengawal-pengawalnya langsung memberi hormat. Saya jadi merasa ikut dihormati, ha-ha-ha.” Ahok juga jadi tahu prosedur protokoler Istana. Dia menuturkan, ketika Presiden masuk dan diberi hormat, Presiden pun harus omong lanjutkan. ”Saya juga baru tahu.”
Pada Rabu, 18 Februari 2015, Jokowi yang sempat berpasangan dengan Ahok saat memimpin Jakarta blusukan ke sejumlah tempat. Mereka meninjau proyek sodetan Ciliwung di Kebon Nanas, mengunjungi Kamal Muara, dan kembali ke Istana Negara. Disebutkan bahwa blusukan ini adalah upaya pengalihan pengelolaan 13 sungai yang melintasi Jakarta dari pemerintah pusat oleh pemerintah DKI.