Ahok Ngotot Pertahankan Gaji Fantastis Anak Buahnya  

Reporter

Rabu, 18 Maret 2015 12:35 WIB

Ribuan pegawai negeri sipil (PNS) di pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dilantik oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Monas, Jakarta, 2 Januari 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau populer dengan panggilan Ahok, menolak hasil evaluasi Menteri Dalam Negeri terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015.

Pemerintah pusat menilai alokasi belanja gaji pegawai senilai Rp 16,5 triliun atau 24 persen dari total APBD itu kelewat besar. Nilainya tak sebanding dengan alokasi anggaran pendidikan yang hanya Rp 14,5 triliun.

Kepada wartawan yang menemuinya, Rabu, 18 Maret 2015, Ahok berkukuh tetap mempertahankan alokasi belanja gaji pegawai senilai Rp 16,5 triliun. "Nilai itu sudah dihitung berdasarkan asas penghematan dan efisiensi. Kami sudah potong semua honor," katanya.

Ahok menjelaskan alokasi belanja gaji pegawai tahun ini sudah melalui proses pemangkasan honorarium dan komisi bagi panitia lelang dan pengendali teknis. Alokasi tersebut sudah mencakup gaji dan tunjangan. Artinya, tak ada gaji pegawai yang tersebar pada mata anggaran lain seperti yang terjadi pada anggaran tahun-tahun sebelumnya.

Semula, menurut Ahok, total anggaran gaji pegawai di DKI Jakarta bahkan bisa melebihi 30 persen seperti yang disyaratkan undang-undang. Anggaran itu disebar dalam bentuk honorarium dan komisi pada banyak mata anggaran di semua satuan kerja perangkat daerah.

Ahok meragukan anggaran gaji 24 persen itu akan terserap seluruhnya. Menurut dia, pegawai akan memperoleh tunjangan berdasarkan kinerja. Ia mengibaratkan gaji pegawai dengan sistem baru ini seperti hujan. "Mulai tahun ini mendungnya merata, tapi turunnya hujan bergantung pada kinerja," ucap dia.

Ahok balik mempertanyakan peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur proporsi anggaran 10 persen untuk kesehatan, 20 persen untuk pendidikan, dan 30 persen untuk belanja gaji. "Kalau begitu, syarat Kementerian Dalam Negeri juga salah, dong?" ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.

Pada 29 Desember 2014, Ahok memang menandatangani Peraturan Gubernur Nomor 207 Tahun 2014 tentang Pemberian TKD. Kebijakan yang mulai berlaku Januari 2015 ini mengatur TKD statis (kehadiran pegawai) dan TKD dinamis (tunjangan kinerja). Tunjangan ini menjadi komponen tambahan gaji pegawai, selain gaji pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan transportasi.

Dari kebijakan baru ini, gaji PNS DKI naik fantastis dan membuat iri pegawai negeri sipil di kementerian, lembaga, dan dan pemerintah daerah lainnya di Indonesia. Contohnya take home pay gaji lurah di Jakarta yang tahun lalu hanya Rp 13 juta sebulan kini naik menjadi Rp 33,7 juta.

Penghasilan camat menjadi Rp 44,2 juta/bulan, wali kota sebesar Rp 75,6 juta, dan kepala dinas/badan Rp 78 juta. Dengan kebijakan baru ini, pegawai negeri sipil Pemerintah Provinsi Jakarta dengan golongan terendah bisa membawa pulang Rp 12 juta per bulan.

LINDA HAIRANI


Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

14 jam lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

17 jam lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

3 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

4 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

7 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

9 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

22 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

38 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

38 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

53 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya