Bahas RAPBD 2016, DPRD Jakarta Cuma Kirim 7 Anggota

Reporter

Rabu, 1 April 2015 20:12 WIB

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi (tengah) bersama para wakil ketua DPRD DKI Jakarta, usai rapat paripurna hak angket di gedung DPRD DKI Jakata, 26 Februari 2015. Hasil Rapat paripurna resmi mengajukan hak angket atas Gubernur Basuki T Purnama atau Ahok, setelah para anggota dewan setuju mengajukan hak angket. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta tidak serius membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2016. Dari 106 anggota DPRD periode 2014-2019, hanya tujuh yang menghadiri Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) Jakarta Barat yang berlangsung pada Rabu, 1 April 2015.

Mereka berasal dari Fraksi PKS, yang memiliki 11 kursi di DPRD, PDIP (28), Golkar (9), dan Demokrat (10). Sedangkan yang tidak hadir adalah utusan partai pimpinan Abraham "Lulung" Lunggana, yaitu PPP (10 kursi), Gerindra (15), Hanura (10), PKB (6), NasDem (5), dan PAN (2).

"Banyak agenda rapat fraksi, sehingga tidak banyak yang bisa ikut. Kemungkinan besar kami juga tidak dapat menghadiri seluruh rangkaian rapat Musrenbang," dalih anggota Dewan dari Fraksi PKS, Nasrullah.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, yang menghadiri Musrenbang, mengapresiasi kedatangan tujuh anggota Dewan itu. "Sebenarnya saya berharap seluruh perwakilan fraksi menghadiri Musrenbang," katanya.

Utusan fraksi, menurut Djarot, dapat menyampaikan pokok pikiran (pokir) dalam Musrenbang, yang merupakan salah satu proses dalam penyusunan e-budgeting Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Musrenbang menampung masukan dari masyarakat, satuan kerja perangkat daerah atau pimpinan proyek, dan anggota Dewan. Jika tidak menjadi prioritas tertinggi, masukan itu akan ditunda untuk dibahas lagi pada tahun berikutnya.

Tapi jika diprioritaskan, masukan itu langsung masuk ke e-planning untuk perencanaan. "Baru nanti masuk ke e-budgeting. Saya pikir ini fair karena seluruh stakeholder akan tahu apa saja pokir yang masuk," kata Djarot.

Djarot tidak ingin pokir itu masuk dalam proses akhir, sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan. Dalam penyusunan APBD 2015, ada proyek yang masuk pada akhir pembahasan. Pihak yang memasukkan proyek itu diduga oknum anggota DPRD dan pejabat pemerintah DKI serta rekanan. Gubernur Jakarta Basuki T. Purnama mengatakan nilai proyek siluman itu sebesar Rp 12 triliun.

DINI PRAMITA

Berita terkait

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

10 hari lalu

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

21 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

26 hari lalu

Dua Anggota DPRD Maluku Tengah Mengamuk karena Dana Pokir Belum Cair, Dana Apakah Itu?

Dua anggota DPRD Maluku Tengah berinisial MDM dan FT mengamuk dengan memecahkan kaca kantor dewan, karena dana pokir belum cair. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

34 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

40 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

57 hari lalu

Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

Kemendagri meminta daerah memastikan persiapan, mulai dari ketersediaan biaya hingga penanganan pelanggaran dan sengketa hasil Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

57 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

APBD Tabalong Meningkat menjadi Rp3 Triliun

18 Februari 2024

APBD Tabalong Meningkat menjadi Rp3 Triliun

Bupati Tabalong, Kalimantan Selatan, Anang Syakhfiani, mengumumkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 kabupaten setempat mendapatkan tambahan dana dari bagi hasil, meningkatkan total APBD menjadi Rp3 triliun.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

5 Poin Anies Baswedan Saat Debat Capres Soal Bansos, Jangan Bagikan di Pinggir Jalan

7 Februari 2024

5 Poin Anies Baswedan Saat Debat Capres Soal Bansos, Jangan Bagikan di Pinggir Jalan

Setidaknya ada 5 poin Anies Baswedan bahas bansos saat debat capres lalu. Apa saja?

Baca Selengkapnya