TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya masih memburu pemasok narkoba bagi Utomo Purnomo dan Nurindria Sari. Saat ini, polisi sudah memegang identitas penyuplai sabu tersebut. "Ada satu orang yang kami incar karena diduga menyuplai sabu ke mereka," kata Direktur Narkoba Polda Komisaris Besar Eko Danianto, saat dihubungi, Ahad, 17 Mei 2015.
Namun Eko menolak menyebutkan identitas dari penyuplai sabu tersebut. Sebab, penyuplai itu dikhawatirkan bakal kabur jika identitasnya terbongkar. "Nanti setelah tertangkap akan diumumkan," kata dia.
Sang penyuplai itu juga diketahui bukan berasal dari tempat Utomo bekerja sehari-hari. Laki-laki yang bekerja sebagai dosen itu diduga mendapat sabu dari temannya yang merupakan karyawan swasta. "Karena dia (Utomo) juga berwiraswasta selain jadi dosen," ujar dia.
Sebelumnya, Utomo dan Nurindria dibawa ke Polda Metro Jaya karena diduga sengaja menelantarkan anaknya. Polisi bersama KPAI dan Kementerian Sosial pun menggerebek rumah keduanya lantaran dianggap tidak kooperatif. Kelima anak pasangan itu kini juga sudah ditangani oleh Subdirektorat Remaja Anak dan Wanita Polda bersama komisioner KPAI.
Polisi menyatakan kedua orang itu sudah mengaku bahwa mereka merupakan pengguna narkoba. Pasangan suami-istri itu mengkonsumsi narkoba jenis sabu sejak enam bulan terakhir. Namun polisi masih menunggu hasil tes urine untuk memastikan penyalahgunaan narkoba tersebut.
Kementerian Sosial telah membawa lima anak pasangan Utomo Perbowo dan Nurindria Sari itu ke safe house atau tempat perlindungan anak yang juga berada di kawasan Cibubur sejak Rabu, 13 Mei 2015. Di sana, mereka diteliti dan berusaha dipulihkan setelah diduga mengalami kekerasan fisik dan nonfisik.
Utomo dan Nurindria tinggal di kompleks mewah, Cluster Nusa Dua, Perumahan Citra Grand, Cibubur, Bekasi, Jawa Barat. Pasangan yang dikenal tertutup itu dilaporkan warga lantaran membiarkan anak ketiganya tak bersekolah dan tidur di pos jaga sebulan terakhir.