TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Resor Kota Bekasi Komisaris Besar Rudi Setiawan mengaku belum bisa menyimpulkan kasus dugaan beras plastik yang tengah diselidiki. "Harus diuji dulu, biarkan ahli yang menilai," kata Rudi, Selasa, 19 Mei 2015.
Sejauh ini, kata dia, penyidik memintai keterangan dua orang, yaitu konsumen berinisial D yang melapor, dan pedagang beras berinisial S. Hasil pemeriksaan sementara, didapat beras yang dijual itu tak seperti biasa.
"Pembeli ini adalah pedagang bubur dan nasi uduk," kata dia. Ketika membeli beras, lalu dimasak, hasilnya berbeda dari biasanya, sehingga masakannya itu tak dapat dijual ke pelanggannya. Karena itu, pedagang tersebut melapor ke petugas kepolisian. "Tunggu sampai hasil uji keluar," kata dia.
Untuk sementara, beras yang diduga palsu tersebut tak boleh dijual sampai ada hasil uji laboratorium. "Kami minta hasil secepatnya keluar," kata dia. Rudi menambahkan, pihaknya meminta agar masyarakat tenang mengenai dugaan beredarnya beras plastik. Ia meminta agar kasus tersebut ditangani kepolisian hingga selesai.
Pengamatan Tempo, beras yang diduga plastik tersebut tak ada bedanya dengan beras pada umumnya. Hanya saja ketika dimasak beras itu mengembang seperti nasi basi. Jika dimasak menjadi bubur, dan diberi air bukan encer, tapi cenderung mengental.
ADI WARSONO
Berita terkait
Badan POM Beri Izin Kalbe Farma Edarkan Obat Anemia Efepoetin Alfa
26 Oktober 2023
Studi ini juga dilakukan di Eropa dan Asia untuk mendukung perluasan izin edar obat bagi pasien cuci darah dan non-dialisis.
Baca SelengkapnyaTemuan Zat Pemicu Kanker, YLKI Minta BPOM Periksa Kandungan Indomie
26 April 2023
YLKI berharap BPOM dapat memastikan apakah mi instan yang dijual di Taiwan juga beredar di Indonesia dan mengandung cemaran etilen oksida.
Baca SelengkapnyaBPOM dan Kominfo Pantau Penjualan Online Obat yang Mengandung EG dan DEG
23 Oktober 2022
BPOM menyatakan selalu melakukan patroli siber karena maraknya penjualan produk obat yang tidak aman.
Baca SelengkapnyaBPOM Catat 133 Obat Sirup Tidak Mengandung EG dan DEG, Aman Sepanjang Sesuai Aturan
23 Oktober 2022
BPOM menduga cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol berasal dari empat bahan tambahan yang digunakan dalam obat sirup.
Baca SelengkapnyaBio Farma Targetkan Vaksin Indovac Lolos Izin BPOM September 2022
22 Agustus 2022
Bio Farma menargetkan vaksin Indovac memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan POM pada awal September 2022.
Baca SelengkapnyaPesan IDI dan BPOM dalam Memilih Kemasan Plastik Makanan
12 Agustus 2022
Masyarakat diminta memperhatikan label pada kemasan plastik makanan dan minuman sebagai investasi kesehatan untuk jangka panjang.
Baca SelengkapnyaTepis Isu MS Glow Produk Abal-Abal dan Repacking, Kosme: Tidak Benar
27 Maret 2022
Produk perawatan kulit MS Glow milik Crazy Rich Malang Gilang Widya Permana dan Shandy Purnamasari belakangan ini ramai dipertanyakan keasliannya.
Baca SelengkapnyaBadan POM Perketat Pengawasan Produk Kosmetik dan Jamu Tak Berstandar Mutu
16 Maret 2022
Badan POM berupaya menekan peredaran produk kosmetik dan jamu yang diproduksi tidak sesuai standar mutu dan keamanan.
Baca SelengkapnyaVaksin Booster Sinopharm Tersedia di 350 Klinik Kimia Farma
16 Februari 2022
Sebanyak 350 klinik Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia siap melaksanakan vaksinasi lanjutan atau booster dengan vaksin Sinopharm,
Baca SelengkapnyaSimak, Ini Efikasi dan Keamanan Vaksin Pfizer di Indonesia
28 Agustus 2021
Vaksin Pfizer yang telah diterbitkan oleh BPOM RI terbukti efektif dan aman digunakan.
Baca Selengkapnya