Jelang Puasa, DKI Terus Lakukan Penggusuran Rumah Warga

Reporter

Minggu, 14 Juni 2015 05:49 WIB

Sejumlah anak korban penggusuran pemukiman pinggir rel kereta di kawasan Tanah Abang, Jakarta mengikuti aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Jakarta, 22 September 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO , Jakarta: Pejabat Pemerintah Provinsi Jakarta tampaknya mengabaikan saran Bank Dunia agar lebih manusiawi ketika menggusur warga dari lahan bermasalah. Lembaga donor ini minta, saat relokasi dilakukan untuk proyek normalisasi dan rehabilitasi 13 sungai, tak boleh ada penurunan ekonomi bagi warga yang digusur.

Rupanya, saran itu diabaikan Wali Kota Jakarta Selatan. Pada Sabtu pagi, 13 Juni 2015, mereka mengerahkan prajurit TNI, polisi dan Satuan Polisi Pamongpraja untuk menggusur 45 rumah warga di Jalan Rawajati Barat, RT 09, RW 04, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Warga yang sudah puluhan tahun hidup di lingkungan itu menghadang dengan membuat barikade dan menggelar orasi. Syarif, seorang warga mengatakan pihaknya ingin bermusyawarah dengan pemerintah agar penggusuran ditunda. "Kami ingin disediakan rumah susun terlebih dulu. Apalagi sekarang sudah mau puasa Ramadan," kata dia.

Syarif mengatakan warga siap membongkar rumahnya jika pemerintah Jakarta menyediakan rusun yang bakal mereka tinggali. "Kami siap bongkar sendiri asal ada rusun," ujarnya.

Wakil Wali Kota Jaksel Tri Kurniadi menjelaskan tidak akan menghentikan pembongkaran itu. "Mereka sudah puluhan tahun menempati tanah tersebut, tak ada toleransi," katanya di lokasi pembongkaran.

Aksi yang dibuat warga membuat petugas menghentikan rencananya. Tri menjelaskan, meski ditunda pihaknya akan kembali datang untuk melakukan pembongkaran. Dalam waktu dekat, katanya, pasti kami tertibkan.

Tri menuturkan, lokasi tersebut adalah milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Lokasi itu seharusnya digunakan sebagai jalur hijau. "Itu seharusnya bersih dari bangunan," ujarnya. Para penghuni sudah menempati lahan itu selama puluhan tahun.

Terkait tuntutan warga, Tri menjelaskan pihaknya memiliki data dari warga yang bakal digusur dan telah menyerahkannya ke Dinas Perumahan. Dia akan memfasilitasi keinginan warga yang ingin pindah ke rusun yang sedang dibangun pemerintah.

Permintaan Bank Dunia itu terkait dengan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiatives (JEDI) untuk normalisasi dan rehabilitasi 13 sungai dan lima waduk di Jakarta. World Bank yang meminjamkan dana Rp 1,2 triliun untuk proyek itu mensyaratkan pemerintah harus memperhatikan faktor ekonomi warga yang dipindahkan.

"Bank Dunia minta, saat relokasi dilakukan, tak boleh ada penurunan ekonomi bagi warga yang dipindahkan itu," ujar Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Agus Priyono, pekan lalu.

Agus menjelaskan, Bank Dunia akan menunda no objection letter jika pemerintah tak merelokasi warga sesuai dengan standar Bank Dunia. Padahal surat tersebut, kata Agus, sangat diperlukan untuk pengerjaan proyek tersebut.

"Kontrak pengerjaan tak bisa kami tanda tangani jika no objection letter tak segera keluar, padahal saat ini lelang tengah berjalan," ucapnya. Akibatnya, ujar Agus, pengerjaan proyek JEDI bisa molor.

NINIS CHAIRUNNISA


Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

6 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

18 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

20 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

21 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

27 hari lalu

Polemik Penggusuran Rumah Warga Demi IKN, Ini Penjelasan Otorita Usai Bertemu dengan Komnas HAM

Otorita IKN telah bertemu dengan Komnas HAM membahas soal polemik penggusuran rumah warga Sepaku

Baca Selengkapnya

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

29 hari lalu

Polemik Penggusuran Demi IKN, Otorita Bertemu Komnas HAM

OIKN mengadakan pertemuan dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) terkait penataan kawasan di wilayah Sepaku dekat IKN

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

37 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya